BREAKING NEWS MAKASSAR
Ditetapkan Tersangka, MA Resmi Dikeluarkan dari SMKN 2 Makassar
Keputusan tersebut diambil berdasarkan rapat dan laporan dari berbagai guru SMK 2 Makassar.
Penulis: Alfian | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Pihak SMK Negeri 2 Makassar akhirnya mengeluarkan MA (15), tersangka pengeroyokan bersama ayahnya Adnan Achmad (42) terhadap Dasrul (53), guru arsitek.
Saat dikonfirmasi, Kepala SMKN 2 Makassar, Chaidar Madja, membenarkan hal tersebut.
Menurutnya keputusan tersebut diambil berdasarkan rapat dan laporan dari berbagai guru SMK 2 Makassar.
"Kita sudah resmi mengeluarkan MA dari sekolah, hal ini diputuskan berdasarkan pertimbangan dan laporan guru-guru terkait perilaku MA," ujar Chaidar saat dikonfirmasi, Sabtu (13/8/2016).
MA bersama ayahnya yang saat ini berstatus tersangka diambilalih kasusnya dari Polsek Tamalate ke Polrestabes Makassar.
Sebelumnya tak terima anaknya ditegur dan diduga dipukul oleh gurunya, Adnan Achmad (43), menganiaya guru SMK Negeri 2 Makassar, Dasrul, Rabu (10/8/2016).
Adnan memukul bagian muka korban sehingga bersimbah darah.
Kejadian tersebut terjadi di lingkungan SMK 2 Makassar pada pukul 11.00 Wita
Usai kejadian tersebut pelaku diamankan Personil Polsek Tamalate di SMK 2 Makassar.
Informasi yang dihimpun alasan pelaku memukul korban dikarenakan tak terima anaknya dianiayah oleh pelaku saat jam sekolah.
Dipindahkan
Adnan Mahmud (43) dan putranya, MAS (15), dua tersangka pemukulan Guru Gambar Arsitektur Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2 Kota Makassar, M Dasrul (52), Jumat (12/8) petang tadi, dipindahkan ke sel Mapolrestabes Makassar, Jl Ahmad Yani, Makassar.
Sejak Rabu (10/8) malam, Adnan dan putra sulungnya ditahan di sel Markas Kepolisian Resort Kota Tamalate, Jl Danau Tanjung Bunga, Tamalate, Makassar.
"Kasusnya diambil alih Polrestabes. Jadi tersangka dipindahkan ke sana juga," kata Kapolsekta Tamalate Komisaris Polisi (Kompol) Aziz Yunus, kepada wartawan, Jumat sekitar pukul 19.00 wita.
Kedua tersangka ini dipindahkan dengan pengawalan tujuh personel polisi. Mereka diangkut dengan menggunakan mobil Patroli Mapolsek Tamalate.
Sebelum direlokasi di mapolrestabes, Kepala Badan Perlindungan Dan Pemberdayaan Anak (BPPA) Makassar, Tenri A Palallo datang menjenguk MAS.
Bersama mantan Kabag Humas Pemkot Makassar itu, juga datang psikolog anak, Iyan Afriani.
Setelah berdialog sekitar 30 menit, psikolog anak menyebutkan MAS sangat takut dikucilkan teman-temannya, terutama teman sekolah di SMK 2 di Jl Pancasila, Kelurahan Gunung Sari, Rappocini, Makassar.
MAS mengaku menyesali perbuatannya, dan mengaku takut sebab tak bisa lagi bersekolah.
Pihak Dinas Pendidikan Kota Makassar dan SMK 2 Makassar, sejak Kamis (11/8) lalu, memutuskan untuk mengembalikan MAS ke orangtuanya.
Di dalam terungku MAS digambarkan senantiasa menangis dan mengulang penyesalannya.
Dia juga menuliskan pesan denga pinsil gambar.
Pihak BPPA sendiri akan mendampingi proses pemeriksaan MAS dan mengupayakan agar dibawa ke rumah aman P2TP2A Makassar untuk dibina.
"Yang kita urus adalah kondisi anak dan pemilihan mentalnya. Kita tak mencampuri proses hukum orangtua AS," kata Tenri,(*)