Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Lembaga Sehati Beberkan Analisis Berita LGBT di Tribun Timur

Dampak dari pemberitaan yang cenderung mendiskreditkan tersebut, sebut Ino, komunitas tersebut menjadi terasing

Penulis: Arif Fuddin Usman | Editor: Anita Kusuma Wardana
KOMPAS.COM/HO/JESSICA CARINA
Komunitas LGBT Jakarta kibarkan bendera pelangi dalam acara peringatan Hari Perdamaian Internasional di Balai Kota DKI, Minggu (20/9/2015). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Lembaga Sehati di Makassar berkunjung ke Redaksi Tribun Timur di Jl Cenderawasih 430, Makassar, Rabu (10/8/2016). Hadir pula organisasi Gamacca Makassar, LSM Pelangi, Project Officer Kemitraan, dan AJI Indonesia.

Pada kesempatan tersebut, Sehati yang diwakil Ino Sugiono memaparkan penelitian mereka tentang pemberitaan-pemberitaan media massa, baik koran cetak, online, dan media lainnya yang ada di Makassar, terkait isu keberagaman gender dan seksual.

Ino menjelaskan jika berita-berita terkait isu tersebut atau yang lebih dikenal dengan istilah Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT), kerap diberitakan dengan judul-judul bombastis dan terkesan menyudutkan.

“Hal ini membuat minoritas dari komunitas keberagaman gender dan seksual ini, sebagai pihak yang kerap disalahkan. Bahkan dalam peliputan terkait pemberitaan, komunitas-komunitas ini tak mendapat ruang pembelaan,” kata Ino.

Dampak dari pemberitaan yang cenderung mendiskreditkan tersebut, sebut Ino, komunitas tersebut menjadi terasing. Bahkan dari beberapa pemberitaan, tak jarang membuat mereka tersingkir dari tempat biasa berkumpul.

Penelitian serupa juga dipaparkan Veronica Iswinahyu, Project Officer Access to Justice for LGBT Communities dari Kemitraan Partnership. “Kami juga melakukan penelitian terkait pemberitaan media soal isu keberagaman gender dan seksual ini,” kata Veronica.

Hasilnya, sebagian besar media masih menempatkan komunitas tersebut sebagai oposisi dengan menyebut pihak yang melawan agama, kelompok berbahaya, dan menyimpang.

Sementara itu, Awan dari AJI Indonesia mengatakan, posisi komunitas keberagaman gender dan seksual tersebut dalam berita, tetap memiliki ruang konfirmasi. Karena media memang harus menjunjung tinggi azas keberimbangan atau ‘cover both side’.

Lembaga Sehati, Pelangi, organisasi Gamacca, dan Kemitraan, sehari sebelumnya melakukan audiensi ke Polda Sulselbar. Dalam pertemuan tersebut, mereka berharap aparat tidak mudah menuding komunitas LGBT sebagai pelaku-pelaku kriminalitas.

“Kemarin, kita juga dari Polda. Di sana kami mengharapkan bantuan aparat untuk tidak menjustifikasi pihak-pihak minoritas sebagai pelaku kriminal. Dan tidak lagi menyebut identitas seksual dikait-kaitkan dengan tindak kriminal. Seperti dalam kasus pembunuhan, mengaitkan pelaku adalah kekasih homonya,” kata Lini Zurlia dari Arus Pelangi.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved