Pengelola Puncak Karomba Pinrang: Gratis, Jangan Buang Sampah Sembarangan
Objek wisata tetangga kawasan PLTA Bakaru di Desa Salisali Kecamatan Lembang ramai pengunjung pagi hingga sore kemarin.
Penulis: Hery Syahrullah | Editor: Ilham Mangenre
TRIBUNPINRANG.COM, LEMBANG- Pengelola objek wisata baru Kabupaten Pinrang, Puncak Karomba, menyesalkan pengunjung yang membuang sampah sembarangan.
"Pengunjung sudah difasilitasi secara gratis, tapi sering tak taat aturan," kata pengelola, Yoris, kepada tribunpinrang.com, Minggu (24/7/2016).
Objek wisata tetangga kawasan PLTA Bakaru di Desa Salisali Kecamatan Lembang ramai pengunjung pagi hingga sore kemarin.
Di mata Yoris, pengunjung seolah dimabuk eksotisme Karomba sehingga lupa buang sampah pada tempatnya. [Baca juga: Puncak Karomba Memang Eksotis, Negeri di Atas Awan Pinrang]
"Kami sudah siapkan tempat sampah di berbagai titik, Lahan parkir juga tersedia luas, tapi parkirnya masih serampangan. Semoga tidak terulang lagi, demi menjaga Puncak Karomba," ujar Yoris.
Jembatan Karomba
Jembatan gantung Puncak Karomba boleh dikata fasilitas wajib dilewati masing-masing pengunjung.
Minggu (24/7/2016) siang, pengunjung memadati jembatan yang diselimuti awan itu.
Sampai-sampai pengelola dibuat sibuk mengatur dan kemudian membatasi pengunjung jembatan.
"Kita batasi karena takutnya jembatan akan rusak, setiap pengunjung yang lewat singgah di tengah-tengah jembatan untuk berfoto selfie dulu," kata pengelola Ramli kepada tribunsidrap.com
Hanya boleh 20 pengunjung sekali menyeberang dan dilarang berhenti lama-lama di tengah jembatan.
"Kalau singgah wi di tengah lama-lama, itu masih banyak pengunjung yang mau lewat," ujar Ramli.
Puncak Karomba adalah wilayah Dusun Karomba, Desa Salisali, Kecamatan Lembang, Pinrang.
"Serasa tidak mau pulang, Puncak Karomba memang indah, waww," kata pengunjung bernama Putri, mahasiswi asal Kota Parepare.
Putri datang 'Negeri di Atas Awan' Pinrang ini bersama sejumlah teman kampusnya.
"Menuju ke sini cukup ekstrim, tanjakan, dan turunan namun pas sampai di puncak terbayarkan semua, sungguh indah," ujar Putri
Putri dan rekan-rekan lima jam perjalanan dari Kota Parepare ke puncak dengan ketinggian 1.200 mdpl itu.
Udara segar dan hamparan awan memang membuat betah di kawasan ini.
Belum lagi fasilitasnya unik-unik nan elok. (*)