Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tak Kenal Maka Tak Sayang

Inilah Kuliner Legendaris Makassar (1)

sejumlah tokoh asal Makassar yang tinggal di Jakarta uji ingatan tentang kuliner legendaris di Makassar dalam Group WhatsApp, Geng Makassar.

Penulis: AS Kambie | Editor: Mahyuddin
TRIBUN TIMUR/NURUL ADHA ISLAMIAH
Sop saudara dan ikan bakar rica menu di Warung Sop Saudara asuhan H Yusuf di Jl Pettarani Makassar, blok E. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pekan ketiga setelah dilantik menjadi Wali Kota Makassar, Danny Pomanto tampil di salah satu stasion televisi nasional, 27 Agustrus 2014. Selain program andalan, Danny memperkenalkan Makassar sebagai kota kuliner di hari ke-19 dia menjadi wali kota.

Danny menyebut satu per satu makanan khas pagi, siang, sore, awal malam, tengah malam, dini hari, hingga subuh.

Makassar sejak dulu memendam legenda kuliner. 27 Juli 2015 lalu, sejumlah tokoh asal Makassar yang tinggal di Jakarta uji ingatan tentang kuliner legendaris di Makassar dalam Group WhatsApp, Geng Makassar.

“Kawan-kawan sekalian yang baik, sesuai rencana, tema kita malam ini adalah spot kuliner penting di Makassar. silakan mengenang, mengenal dan menuliskan kesan tentang Mie Titi,” tulis Hasymi Ibrahim, penjaga tengah malam Geng Makassar.

“Mie Titi sudah menasional,” tulis Makhfudz.
Ada yang menulis, Awa, Titi, Hengky adalah pendekar mie kering Makassar, Angko Chao generasi sebelumnya.

“Sop Ubi Datumuseng, Ubi kayu Aloha, Sarabba Jenerberang,” tulis Buyung Wijaya Kusuma.
Disambung Mahfudz, “Sarabba Hasna.”

Husain Abdullah menerangkan posisi legenda kuliner yang disebut Buyung dan Mahfudz, “Di Jl Sungai Cerekang, dekat tempat sewa komik Kho Ping Hoo.

“Biasanya kalau ada anak ceweknya itu penjual, selalu jadi sasaran odo’-odo’,” tulis Husain, Juru Bicara Wakil Presiden, lagi.

“Sarabba yang pertama kayaknya yang di Jl Sungai Cerekang,” tulis Makhfudz
Wawo Sappara Johan menulis, “Otak-otak Jl Bulusaraung paling enak se Makassar..tidak ada yang kalah enaknyam sayang cuma segelintir yang tahu tempatnya...”

Olha Mallawangeng kemudian menyebut “Nyoto Somba Opu.”
Mahfudz menimpali, “Sop saudara yang lebih legend.”
“Sop Saudara Andalas, sebelumnya di Pasar Sentral samping NV Hadji Kalla,” timpal penghuni group lainnya.

Warga GM (Geng Makassar) lainnya memperkenalkan Putu Pa'baengbaeng. “Putu Pesse,” tulis Arman Arfah.

Uceng, sapaan Husain, menegaskan, hanya Sop Ubi Datu Museng yang terkenal. “Sop Saudara Andalas di samping gereja,” sambung Mahfudz.

Daeng Ewink menyebut lagi satu kuliner yang dia yakini sudah masuk tataran legenda, Konro Bawakaraeng.

“Ada juga Warung Nasi Sido Dadi di Ratulangi ujung dekat Baengbaeng,” tulis Uceng.
Olha menawarkan lagi satu tempat andalan, Nasi Campur Maemunah di Jl Buru pojok Jl Irian. Kali ini, tawaran Olha diamini Uceng, “Iya.”

Warga GM lainnya mengingatkan, Nasi Campur di jl Buru pojok Irian itu RM Bangil/Marwiyah sudah pindah ke Jl Buru samping Piposs.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved