Brexit, Jubir Wapres Pertanyakan Masa Depan Inggris
Hanya dalam hitungan detik, Uceng menjawab pertanyaan Tribun-Timur.com tentang Brexit.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Juru Bicara (Jubir) Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla, Husain Abdullah, masih piawai dengan basic keilmuannya, hubungan internasional. Dosen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Hasanuddin (Unhas) ini tidak hanya piawai menjadi komentator sepakbola, dia juga masih melek jadi pengamat antar-negara.
Uceng, sapaan Husain, adalah komentator resmi Piala Copa America Centenario 2016 di Kompas TV.
Kemarin, usai Referendum Inggris, Uceng jadi komentator antar-negara. Analisasa Uceng tentang Brexit bertebaran di sejumlah Group WhatsApp, Jumat (24/6/2016). Hanya dalam hitungan detik, Uceng menjawab pertanyaan Tribun-Timur.com tentang Brexit.
“Bangsa Inggris berhasil memulihkan kejayaan historisnya, bahkan sebagian menyebut hari ini (kemarin) hari kemerdekaannya,” kata Uceng.
Tidak berhenti di situ, Uceng mempertanyakan masa depan Inggris pasca-Brexit. “Tapi yang masih tanda tanya adalah masa depan ekonomi/perdagangan Inggris dalam hubungannya dengan Uni Eropa,” jelas mantan Manager PSM Makassar itu.
Menurut Uceng, sebelumnya Inggris banyak menikmati fasilitas sebagai anggota UE, setelah keluar tentu tidak lagi. Bahkan bisa terjadi industri-industri merelokasi pabriknya ke negara lain yang berdampak pada aspek ketenagakerjaan.
“Terhadap Indonesia, mungkin tidak terlalu banyak berpengaruh terutama jika melihat volume perdagangan dan investasi dari kedua negara. Meskipun tidak bisa kita hindari bahwa penurunan mata uang Pound dan Euro mengerek nilai dolar AS sekaligus bisa membuat rupiah melemah atas dolar sementara sebagian komoditas kita impor,” jelas Uceng.
Tetapi, lanjut Uceng, yang paling merasakan tentu orang Inggris sendiri. Kita masih menunggu kebijakan luar negeri Inggris pasca-Brexit terutama hubungannya dengan Cina atau katakanlah Asia Timur Jauh demikian pula terhadap Timur Tengah.
“Dalam politik internasional setiap perubahan seperti ini akan diikuti equilibrium baru, kita perlu mencermati perubahan perubahan keseimbangan baru yang akan terjadi pasca Brexit,” kata wartawan senior itu.(*)