Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Laporan on The Spot

Mengapa Australia Harus Buka Kantor Konsulat di Makassar?

Aaron pernah ke Makassar dalam rangka penelitian sebelum kantor konsulat dibuka, Maret 2016.

Penulis: Edi Sumardi | Editor: Edi Sumardi
TRIBUN TIMUR/EDI SUMARDI
Executive Officer Indonesia Strategic, Political and Governance Section Department of Foreign Affairs and Trade Australian Government, Jane Edquist dan peneliti bidang politik dan ekonomi pada Lowy Institute for International Policy, Aaron L Conelly dalam pertemuan dengan jurnalis Tribun-Timur.com, Edi Sumardi (kiri ke kanan) di di Level 3, 1 Bligh Street, Sydney New South Wales 2000, Australia, Rabu (25/5/2016). Dalam pertemuan ini diperbincangkan hubungan bilateral Indonesia dengan Australia. 

Edi Sumardi

Jurnalis Tribun

Melaporkan dari Sydney, New South Wales, Australia

MAKASSAR menjadi kota kedua sebagai tempat dibukanya kantor Australian Consulate General di Indonesia.

Pertama adalah Denpasar, kedua "Kota Daeng".

Pada awal pembukaan kantor, polemik muncul dari sejumlah kalangan terkait latar belakang dan dampak negatif bagi Indonesia.

Polemik terkait dengan kecurigaan intervensi Australian Government terhadap Pemerintah Indonesia, isu bakal adanya pangkalan militer, hingga ancaman keutuhan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Namun, peneliti bidang politik dan ekonomi pada Lowy Institute for International Policy, Aaron L Conelly, menepis.

Saat diwawancarai di kantornya di Level 3, 1 Bligh Street, Sydney New South Wales 2000, Australia, Aaron menyebutkan keuntungan didapatkan Indonesia atas pembukaan Australian Consulate General Makassar.

"Australia buka konsulat (di Makassar) karena punya kepentingan bisnis di Indonesia. Indonesia juga tetap berdaulat hingga kini," kata peneliti berkebangsaan Amerika Serikat tersebut.

Aaron pernah ke Makassar dalam rangka penelitian sebelum kantor konsulat dibuka, Maret 2016.

Dari sisi bisnis, Makassar dianggap sebagai pintu gerbang perekonomian pada kawasan timur Indonesia.

"Pembukaan konsulat di Makassar membantu perekonomian di Indonesia bagian timur. Menteri Luar Negeri Australia sangat tertarik (membantu mengembangkan perekonomian)," Executive Officer Indonesia Strategic, Political and Governance Section Department of Foreign Affairs and Trade Australian Government, Jane Edquist.

Selain kepentingan bisnis, Australia memiliki kemitraan dengan Indonesia dalam bentuk program, antara lain dalam bidang pendidikan, seperti Building Relations trough Intercultural Dialogue and Growing Engagement (BRIDGE); dan dalam bidang infrastruktur, seperti Indonesia Infrastructure Initiative (IndII).

BRIDGE dan IndII kini dijalankan di Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros, dan Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved