Murid SD Naik Kuda Seberangi Sungai di Jeneponto, Pemuda Ini Rela Menuntun
Derasnya arus membuat Herman harus memasang kuda-kuda pula, awas-awas jatuh
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Ilham Mangenre
Di pinggir sungai ini, Mulyadi Mustamu dikerumuni warga sekitar.
Ketua Partai Hanura Jeneponto ini pun menyampaikan, tidak lama lagi anak sekolah menikmati jembatan di Sungai Biring Je'ne.
Kelak, tidak perlu lagi menantang maut demi menuju sekolah.
"Saya memohon kepada kementerian PU (Pekerjaan Umum), bapak Presiden Jokowi dan wapres untuk memperhatikan kondisi warga kami di sini di dusun Biringjene, sangat memprihatinkan," kata Mulyadi, diamini warga yang menghampirinya.
Mulyadi mengaku tak tega melihat murid-murid sekolah dasar bertaruh maut di sungai demi sekolah.
"Kalau air naik kasian siswa SD yang dari dusun Talang Buah Desa Paitana tidak bersekolah,
karena kalau harus lewat jalan poros harus menempuh jarak 20 kilometer ke sini dan beberapa masyarakatnya juga tidak ikut salat Jumat kalau air naik," jelas Mulyadi.
Sampara (60), warga setempat, mengatakan, kedatangan Mulyadi cukup melegakan warga Mangepong.
"Semoga kami bisa dibantu jembatan segera kasian bukan kunjungan semata," katanya.
Sebelum ke sungai tersebut, Mulyadi pidato salat jumat di Masjid Nurul Yatim Dusun Biring Je'ne.
Saat pidato, Mulyadi mengaku datang ke daerah ini menyusul kabar, murid-murid sekolah dasar menyeberang sungai demi sekolah, butuh jembatan.
"Sebelumnya saya ditelpon oleh pak Aksan Mahmud salah satu tokoh Sulawesi yang melihat kondisi siswa Biring Je'ne yang menyeberang sungai di salah satu stasiun TV swasta," kata Mulyadi saat pidato di Masjid Nurul Yatim Dusun Biring Je'ne.
Mulyadi menyampaikan, setelah dari masjid itu, ia akan memantau Sungai Biring Je'ne.
"Saya akan meninjau lokasi yang rencana dibanguni jembatan bersama pak kepala desa Saparuddin untuk selanjutnya saya bersama pak desa bawah proposalnya ke Kementrian PU Jakarta," kata Mulyadi.
Mendengar ucapan Mulyadi itu, tidak sedikit jamaah yang mengangguk kepala. (*)