Warga Kampung Bowong Juga Buat Kasoro-kasoro untuk Sambut Gerhana
Makanan ini menyerupai buras’a, isinya terbuat dari beras.
Penulis: Munjiyah Dirga Ghazali | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNPANGKEP.COM, BUNGORO - Warga Kampung Bowong, Desa Bowong Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Sulsel, bersiap menyambut gerhana matahari total (GMT), Rabu (9/3/16) pagi.
Persiapan yang dilakukan adalah membuat makanan khas Kampung Bowong, ‘Ka'do Masingkulu’.
Keistimewaan ‘Ka'do Masingkulu’ karena daun pembungkusnya dari daun bambu dan bentuknya segitiga.
Makanan ini dibuat dan akan disajikan untuk di makan bersama-sama keluarga saat gerhana matahari.
Ka'do artinya makanan dan Masingkulu berarti bersiku-siku (segtiga). Makna makanan ini adalah menyikut bahaya atau hal-hal buruk yang datang .
Nah, selain ‘Ka'do Masingkulu’, makanan khas warga Kampung Bowong yang juga dibuat khusus untuk menyambut gerhana matahari adalah ‘Kasoro-kasoro’ (kasur-kasur).
Makanan ini menyerupai buras’a, isinya terbuat dari beras.
Makanan ini diberi nama Kasoro'-kasoro' yang cara membuatnya persis ketika anda melipat kasur.
"Kasoro'-kasoro ini terbuat dari daun pisang lalu diikat erat. Rasanya seperti rasa buras’a.
Makanan ini, menurut Dg Siang (55), warga Kampung Bowong, Desa Bowong Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, dimaknakan sebagai makanan penolak bala.
"Maknanya itu nak, itu kan kasur digulung-gulung, jadi maknanya kita menggulung-gulung kebaikan dan menolak marabahaya," kata Dg Siang, Selasa (8/3/16)
Besok, warga Bowong akan menikmati makanan ini saat gerhana matahari total terjadi.
Dg Siang mengatakan hari-hari tertentu membuat makanan ini selain saat gerhana adalah jika ingin turun ke sawah, jelang musim hujan, dan ketika ada acara massongka bala.