Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Besok Gerhana Matahari, Warga Pangkep Tolak Bahaya dengan Makan ‘Ka'do Massingkulu'

Makanan ini dibuat dan akan disajikan untuk di makan bersama-sama keluarga saat gerhana matahari.

Penulis: Munjiyah Dirga Ghazali | Editor: Imam Wahyudi
zoom-inlihat foto Besok Gerhana Matahari, Warga Pangkep Tolak Bahaya dengan Makan ‘Ka'do Massingkulu'
Tribun Timur/Munjiyah
Ka do Masingkulu

TRIBUNPANGKEP.COM, BUNGORO - Warga Kampung Bowong, Desa Bowong Cindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Sulsel, bersiap menyambut gerhana matahari total (GMT), Rabu (9/3/16) pagi.

Persiapan yang dilakukan adalah membuat makanan khas Kampung Bowong, ‘Ka'do Masingkulu’.

Sejak Selasa (8/3/16) sore, seluruh warga, di rumah masing-masing membuat makanan dari beras yang cara membuatnya seperti membuat burasa.

Keistimewaan ‘Ka'do Masingkulu’ karena daun pembungkusnya dari daun bambu dan bentuknya segitiga.

Makanan ini dibuat dan akan disajikan untuk di makan bersama-sama keluarga saat gerhana matahari.

Anggota DPRD Pangkep, Umar Haya, yang berasal dari Kampung Bowong, menghubungi tribunpangkep.com, Selasa malam, mengabarkan bahwa ‘Ka'do Masingkulu’buatan keluarganya telah matang.

Namun, karena makanan tersebut baru bisa disantap saat gerhana matahari, sehingga tribunpangkep.com tak bisa mencicipinya.

"Ka'do artinya makanan dan Masingkulu berarti bersiku-siku (segtiga). Makna makanan ini kami menyikut bahaya atau hal-hal buruk yang datang pada kita," jelas Umar Haya.

Ka'do Masingkulu dimakan bersama jabu-jabu (kelapa goreng dicampur kunyit).

"’Ka'do Masingkulu’ dibungkus daun bambu jadi aromanya khas,” ulang Umar.

Umar bercerita, makanan khas tersebut hanya dibuat ketika akan terjadi gerhana matahari.

“Terakhir saya makan ‘Ka'do Masingkulu’saat kelas 3 SMP, tahun 1983 waktu itu terjadi gerhana matahari total,” ujarnya.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved