Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pangdam VII Wirabuana Ceramah Soal Perang di Pengajian Akbar LDII Sulsel

Olehnya itu, Agus mengajak ribuan peserta pengajian akbar untuk senantiasa menamkan prinsip nasionalisme

Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Ina Maharani
TRIBUN TIMUR/DARUL
Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sulawesi Selatan menggelar pengajian akbar di Masjid Raodhatul Jannah, Jl Berua Raya, kelurahan Paccerakang, Kecamatan Biringkanaya, kota Makassar, Minggu (21/2/2016). 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Darul Amri

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sulawesi Selatan menggelar pengajian akbar di Masjid Raodhatul Jannah, Jl Berua Raya, kelurahan Paccerakang, Kecamatan Biringkanaya, kota Makassar, Minggu (21/2/2016).

Dalam pengajian akbar itu. Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) VII Wirabuana Mayor Jendral (Mayjend) TNI Agus Surya Bakti yang diundang sebagai penceramah, membahas tentang Proxy World atau perang dunia dan aplikasi bela negara.

Agus mengungkapkan, di era globalisasi perang proxy diciptakan untuk dan masuk melalui aspek sosial, budaya, politik, ekonomi, hingga aspek budaya.

"Jadi bentuk perang ini tidak nyata, perang ini adalah sebuah ilusi yang tidak nampak oleh kasat mata, perang ini lewat otak," kata Agus dalam ceramahnya.

Untuk mengantisipasi pertahanan sebuah negara. Ia mengatakan, perlu ada suatu bangunan dan simpul yang kuat dalam menghadapi perang ini, bangunana yang kuat itu adalah bela negara.

Kemudian, jendral bintang dua ini membeberkan suatu peta konflik dunia, dimana perang proxy telah terjadi di negara-negara di bagian timur tengah yang dalam 10 tahun terakhir ini telah mengalami perang yang dimaksud.

Negara-negara ditimur tengah yang dihantam dengan perang proxy, melalui ekonomi yakni, Libiya, Mesir, Irak dan Suria yang kemudian lahir ISIS. Kemudian Sudan, Kuwait, Kongo, Yaman, Ukraina, dan Rusia.

Menurut Agus, negara-negara yang telah terjadi konflik adalah negara-negara yang memiliki energi sumber daya alam yang besar. 70 persen negara-negara ini dikarenakan mempunyai energi sumber daya alam yang besar, seperti minyak bumi.

"Kita di indonesia telah dimasuki dengan perang seperti ini, dimana isu-isu teroris masuk melalui agama dan budaya, kemydian dibenturoan dengan aspek ekonomi dan politik kita," jelas Agus.

Olehnya itu, Agus mengajak ribuan peserta pengajian akbar untuk senantiasa menamkan prinsip nasionalisme dan bela negara terhadap keluarga dan lingkungan agar selalu cinta terhadap tanah air Indonesia.

"Kita perlu menselaraskan antara menjalankan perintah agama kemudian kewajiban kita sebagai bangsa indonesia dan rasa nasionalisasi kebangsaan," ujarnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved