Cerita dari Kalijodo
Jadi Bos di Kalijodo, Daeng Aziz Todong Krishna Murti Pakai Pistol
"Saya bingung dengan dimaksud preman, di sini pengusaha semua," ujar Aziz.
TRIBUN-TIMUR.COM - Saat melakukan penertiban di Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara pada tahun 2002, Krishna Murti yang kala itu menjabat sebagai Kapolsek Penjaringan sempat ditodong pistol.
Jika pelatuk ditarik, Krishna yakin dirinya pasti tewas.
Abdul Aziz atau akrab disapa Daeng Aziz, tokoh masyarakat di kawasan Kalijodo, mengaku pernah menodongkan pistol pada Krishna.
"Itu benar, bahwa saya menodongkan pistol. Tapi persoalannya, saya belum tahu itu Pak Krishna adalah Kapolsek Penjaringan," kata Aziz dalam wawancara dengan Kompas TV, Jumat (12/2/2016).
Menurut Aziz, Krishna saat itu tidak menggunakan seragam polisi.
"Dia (Krishna) belum kita kenal, tidak pakai seragam polisi," ucap Aziz memberikan alasannya.
Dalam kesempatan wawancara itu, Aziz juga membantah ada preman di Kalijodo.
"Saya bingung dengan dimaksud preman, di sini pengusaha semua," ujar Aziz.
Geger Kalijodo
Sebelumnya, kisah todongan pistol dituturkan Krishna dalam buku "Geger Kalijodo" yang ditulisnya.
Krishna kini menjabat Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Dalam buku itu, orang yang menodongkan pistol bukan Aziz, tapi Bedul, pimpinan kelompok Bugis.
Krishna bercerita dalam bukunya, peristiwa bermula saat terjadi bentrok antara dua kelompok, Bugis dan Mandar, di kawasan tersebut pada 22 Januari 2002.
Situasinya amat menegangkan.
Krishna datang besama pasukannya untuk meredam bentrokan.
Ia mengejar seorang lelaki yang melepaskan tembakan.