Misteri Pembunuhan Wayan Mirna Salihin
Ada Pesan Aneh di Grup WhatsApp Terkait Pembunuhan Mirna Salihin, Ariel Sempat Disebut
Berikut transkip selengkapnya:
TRIBUN-TIMUR.COM - Sebelum Wayan Mirna Salihin meninggal dunia karena diracun Jessica Kumala Wongso melalui es kopi vietnam, sempat terkirim pesan mesra.
Pesan itu dikirim dari Jessica kepada Mirna melalui aplikasi pesan instan, WhatsApp.
Pesan itu berbunyi, “Mir, mau dong dicium sama lo. Udah lama deh.”
Ternyata, selain pesan itu, ada pula pesan lain yang belum terungkap.
“Dari grup (WhatsApp), ada juga (pesan) yang aneh,” kata Edi Dermawan Salihin, ayah Mirna, saat diwawancarai presenter Kompas TV, Aiman Witjaksono melalui program “Aiman” dengan episode “Di Balik Racun Mirna”, sebagaimana disiarkan Kompas TV, Senin (8/2/2016), pukul 22.00 WIB hingga 23.00 WIB.
Apakah bunyi pesan di grup WhatsApp tersebut?
Edi Dermawan masih merahasiakan apa isi pesan itu dan siapa saja di dalam grup.
Namun, soal Jessica kangen ciuman Mirna apakah ini penanda jika keduanya mengalami penyimpangan seksual dan pernah melakukan hubungan intim sejenis?
“Tapi setahu saya, Mirna itu nggak begitu tapi setelah dia pacaran sama Arief dan dia nikah, saya tahu dia nggak ada kaitannya sama Jessica,” kata Edi Dermawan.
Ada "Ariel" di Chat Grup Ini
Akun @allaboutrans pada Instagram, Kamis (4/2/2016), mem-posting sebuah foto diklaim transkrip percakapan antara Mirna, Vera Rusli, Jessica, dan Hanie Boon.
Percakapan itu dilakukan melalui grup aplikasi pesan instan WhatsApp, Jumat-Minggu (1-3/1/2016).
Berdasarkan foto transkrip rekaman, keempatnya sedang membicarakan sesuatu yang lucu pada Jumat.
Dalam percakapan tersebut, sempat tertulis nama Ariel.
Entah Ariel siapa dimaksud.
Lalu, pada Sabtu siang, Jessica kemudian bertanya soal ada atau tidak dokter umum di mal Grand Indonesia.
Mirna kemudian mengaku tidak tahu, lalu bertanya balik soal alasan Jessica mencari dokter.
Jessica kemudian mengatakan, dirinya mau meminta resep vitamin D.
Berikut transkip selengkapnya.
1/1/16, 6:26:35 PM: Mirna Salihin: Hahhhah lucu bgt ur niece
1/1/16, 6:42:59 PM: Vera Rusli: Hahaha iya
1/1/16, 6:43:04 PM: Vera Rusli: Didandanin ariel
1/1/16, 6:46:45 PM: Jessica Kumala Wongso: Iya cici gua mah suka ga jelas. :)
1/1/16, 8:41:06 PM: Hanie Boon: Lucuu amattt
1/2/16, 1:57:09 PM: Jessica Kumala Wongso: Girls di GI ada dokter umum ga?
1/2/16, 2:05:47 PM: Mirna Salihin: Not that i know of
1/2/16, 2:12:49 PM: Mirna Salihin: Mau ke dokter apa Jes emgnya?
1/2/16, 2:18:07 PM: Jessica Kumala Wongso: Oh ok :) mau minta prescription vitamin D. Yg over the counter ga bagus. Di Sydney pake resep dokter
1/2/16, 3:25:24 PM: Mirna Salihin: Kalo tau mereknya bs dicari sih i think
1/3/16, 5:24:31 PM: Jessica Kumala Wongso: Heloooooo
Dalam perbincangan dengan sebuah portal berita online, Jessica sempat mengakui percakapan tersebut.
Namun, dia mengaku tidak tahu siapa yang menyebarkan isi percakapan melalui WhatsApp tersebut.
Selain mem-posting foto transkrip, akun @allaboutrans juga mem-posting foto diklaim sebagai foto Vera, Mirna, Jessica, dan Hanie sedang groufie.
A photo posted by 아메드와 유지 (@allaboutrans) onFeb 4, 2016 at 5:46am PST
Jessica Minta Dicium
Banyak spekulasi bermunculan dalam seputar kematian Mirna.
Salah satu spekulasi yang berkembang adalah adanya hubungan spesial di antara keduanya.
Jessica disebut tak rela jika Mirna menikah.
Dalam acara talkshow hukum "Indonesia Lawyers Club" sebagaimana ditayangkan stasiun televisi swasta nasional tvOne, Selasa (2/2/2016) malam, ayah Mirna, Edi Dermawan Salihin, menyebutkan isi pesan melalui WhatsApp Jessica kepada putrinya yang dianggap tidak biasa.
Dia menganggap Mirna hanya "mainan" Jessica.
Menurut Edi Dermawan, setelah kejadian, dia juga mengecek handphone Mirna dan membaca semua pesan di dalamnya, termasuk pesan melalui WhatsApp dari Jessica kepada anaknya.
"Menurut saya, anak saya kaya 'mainan' dia. Dia enggak mau anak saya dekat dengan yang lain. Makanya, sudah, dicabut saja. Makanya, kalau saya bilang, kalau Mirna enggak menikah, enggak akan kejadian," katanya.
Menanggapi cerita Dermawan, Hotman Paris Hutapea menanyakan, jika benar Jessica cemburu, apakah ada tanda-tanda sebelumnya, seperti ungkapan atau pernyataan yang menunjukkan Jessica cemburu atau frustrasi.
Dermawan sempat agak ragu mengungkapkannya. Namun, dia akhirnya menyebutkan isi WhatsApp Jessica kepada Mirna.
"Dia WhatsApp salah satunya, 'Mir, mau dong dicium sama lo. Udah lama deh'," kata Dermawan.
Hotman Paris hanya diam, tak berkomentar lagi mendengar jawaban Dermawan.
Mirna Takut Jessica
Dermawan mengungkapkan Mirna menunjukkan gelak ketakutan dengan Jessica.
"Setelah Mirna meninggal, saya kumpulin seluruh keluarga saya. Saya tanya soal keanehan-keanehan sebelum terjadi. Kata menantu saya, Mirna ketakutan sama Jessica," kata Dermawan.
"Makanya, Mirna minta diantar ke GI (Grand Indonesia). Diantar, menantu saya pulang. Sampai, dia enggak langsung nemuin Mirna, tetapi menunggu Hani karena dia takut," katanya lagi.
Setelah bertemu Hani, lanjut Dermawan, barulah mereka menemui Jessica di Olivier Cafe.
"Yang minta ke sana memang Mirna. Dia yang kasih tahu bahwa kopi di sana enak, di tempat lain enggak. Makanya, mereka ketemuan di sana," ujar Dermawan.
Psikopat?
Di awal kasus ini mencuat, ada pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak, menyebut Jessica psikopat.
Benarkah demikian?
Hanya penyidik dan psikolog yang memeriksanya yang tahu.
Di luar kasus kopi maut, mungkin Anda juga pernah mendengar kasus "gadis dalam kotak" di AS.
Dikutip dari Kompas.com, kasus ini terjadi pada 1977, saat Cameron Hooker menculik Colleen Stan, menyimpannya dalam kotak kecil selama tujuh tahun, 23 jam sehari.
Stan hanya boleh keluar selama satu jam sehari untuk diperkosa dan disiksa secara keji.
Pada 1984, Hooker ditangkap, 1985 dijatuhi hukuman 104 tahun penjara dan diberi julukan "Psikopat Paling Keji Abad Ini".
Seperti apa psikopat itu sebenarnya dan semudah itukah kita bisa membedakan seorang psikopat, jika dia ada di dekat kita?
Secara harafiah, psikopat berarti sakit jiwa. Psikopat berasal dari kata psyche atau jiwa dan pathos atau sakit.
Sakit jiwa tidak sama dengan gila karena kalau gila, dia tidak sadar atas apa yang dilakukannya.
Seorang psikopat sadar atas perbuatannya.
Gejala psikopat disebut psikopati.
Untuk mendiagnosa apakah seseorang benar adalah psikopat atau bukan, butuh evaluasi yang ketat dan menyeluruh.
Ada tujuh tahap pemeriksaan termasuk 20 checklist psikopati Hare yang harus dijalankan.
Hare adalah nama belakang dari Robert D. Hare, Bapak Psikopati Dunia, seorang ahli psikopati dari British Columbia University yang meneliti dunia para psikopat selama 25 tahun.
Menurut penelitian, hanya 15-20 persen psikopat yang melakukan tindak kriminal.
Memahami benak psikopat
Secara fisik, tidak ada perbedaan antara psikopat dengan nonpsikopat. Ciri paling nyata psikopat terlihat dari reaksi emosionalnya atas satu kejadian.
Seorang psikopat, kurang atau bahkan tidak memiliki reaksi emosi seperti takut, sedih atau tertekan.
Menurut Hare, selain kurang memiliki emosi, seorang psikopat juga seringkali bersifat manipulatif.
Mereka bisa berpenampilan, bersikap, dan bertuturkata sangat menyenangkan.
Selain itu, mereka juga sangat egosentris, namun punya kemampuan analisa dan kecerdasan di atas rata-rata.
Mungkin hal ini disebabkan karena mereka tidak melibatkan perasaan ketika menilai sesuatu.
Psikopat yang kriminal, hampir seluruhnya tercatat pernah berbuat keji di masa lalu.
Awalnya pada hal-hal yang dianggap remeh, misalnya binatang. Setelah itu, meningkat menjadi menyakiti manusia.
Catatan FBI mengatakan, 100 persen pembunuh serial yang mereka tangkap punya sejarah kelam sebagai penyiksa hewan di masa kecil atau remaja.
Rata-rata pembunuh serial adalah seorang psikopat, tapi tidak semua psikopat jadi pelaku kekerasan atau pembunuh baik tunggal maupun serial.
Akibat kurangnya emosi, psikopat seringkali merasa tidak bersalah jika perbuatannya merugikan orang lain.
Mereka tahu itu merugikan, tapi mereka tidak peduli karena cara pikir mereka berbeda.
Pengalaman dari James Fallon mungkin bisa jadi contoh.
Fallon adalah profesor neurosains dari University of California yang juga banyak berurusan dengan psikopat.
Satu hari, Fallon bertanya pada seorang psikopat, apakah dia menyesal telah menikam seorang perampok.
Jawaban si Psikopat, "Yang benar saja! Dia (si perampok) sengsara berbulan-bulan di rumah sakit dan aku membusuk di penjara. Aku tidak membunuhnya. Aku mencoba membebaskannya dari sengsara. Kalau aku membunuh, akan kulakukan dengan cara mengiris tenggorokannya (bukan dengan menikam). Seperti itulah aku. Aku mencoba membebaskannya."
Ketika kita menyakiti seseorang atau sesuatu, rasa sakit orang atau sesuatu itu akan membuat kita menyesal. Mengapa kita harus menyakitinya?
Sebaliknya, menjadi seorang penolong, akan membuat kita bahagia. Empati ini mungkin tidak akan Anda lihat pada seorang psikopat.
Emosi psikopat bukan emosi spontan
Christian Keysers Ph.D., kepala laboratorium Netherlands Institute for Neuroscience dan tim mengadakan penelitian selama dua dekade untuk membuktikan, apakah memang benar psikopat tidak memiliki empati.
Tim membawa 21 terpidana psikopat pelaku kekerasan untuk melakukan scan otak.
Setiap pasien ditunjukkan adegan film yang memperlihatkan orang-orang menyakiti satu sama lain sementara aktivitas otak mereka diukur dengan menggunakan fMRI.
Pertama, pasien hanya diberitahu untuk menonton film dengan hati-hati.
Kemudian, Harma Meffert, mahasiswa doktoral yang terlibat dalam penelitian pergi ke ruang scanner dan memukul tangan para psikopat untuk melokalisasi daerah otak yang mengatur reaksi atas sentuhan dan rasa sakit.