Bupati Bone Rapat Besar Bahas Radikalisme, Kepala Desa Pun Hadir
Hadir, Bupati Bone Andi Fahsar M Padjalangi, Wakil Bupati Bone Ambo Dalle, Ketua DPRD Bone A Akbar Yahya, Kapolres Bone AKBP Yuliar Kus Nugroho,
Penulis: Justang Muhammad | Editor: Ilham Mangenre
TRIBUNBONE.COM, TANETE RIATTANG BARAT- Pemerintah Kabupaten Bone bersama aparat TNI dan Polri rapat "rapat besar" membahas pencegahan radikalisme dan terorisme.
Rapat koordinasi ini di aula gedung PKK, Kota Watampone, Kabupaten Bone, Rabu (27/1/2016).
Satu per satu unsur pimpinan aparat disilakan menyampaikan argumentasi dalam pertemuan ini.
"Bukan orangnya yang salah tetapi pemikirannya," kata pembicara Komandan Ķodim 1407 Bone Letkol inf Eddy Mappa.
Hadir, Bupati Bone Andi Fahsar M Padjalangi, Wakil Bupati Bone Ambo Dalle, Ketua DPRD Bone A Akbar Yahya, Kapolres Bone AKBP Yuliar Kus Nugroho,
Komandan Korem (Danrem) 141/Tp Bone, Kolonel Inf Mochammad Hasan, camat se-Kabupaten Bone, dan Kepala Desa se-Kabupaten Bone.
Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (online), Radikalisme dimaknai: 1. paham atau aliran yang radikal dalam politik;
2. paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis;
3. sikap ekstrem dalam aliran politik
Sedangkan teroris versi KBBI online: orang yang menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut, biasanya untuk tujuan politik.
Kendati, khusus kata teroris, masih menua perdebatan sampai detik ini, siapa sebenarnya teroris.
Dalam sejarahnya, versi Wikipedia Ensiklopedia (bebas), Grant Wardlaw dalam buku Political Terrorism (1982), manifestasi Terorisme sistematis muncul sebelum Revolusi Perancis, tetapi baru mencolok sejak paruh kedua abad ke-19.
Dalam suplemen kamus yang dikeluarkan Akademi Perancis tahun 1798, terorisme lebih diartikan sebagai sistem rezim teror.
Kata Terorisme berasal dari Bahasa Perancis le terreur yang semula dipergunakan untuk menyebut tindakan pemerintah hasil Revolusi Perancis yang mempergunakan kekerasan secara brutal dan berlebihan dengan cara memenggal 40.000 orang yang dituduh melakukan kegiatan anti pemerintah.
Selanjutnya kata Terorisme dipergunakan untuk menyebut gerakan kekerasan anti pemerintah di Rusia. (*)