CITIZEN REPORTER
Cuman Bisa Bilang, Salam Dari Pak Haidar Majid dan Pak Endre Cecep Lantara
Dalam perjalanan saya merangkai kata dan mengingat cerita-cerita lucu dan berkesan (dalam hati), untuk menghibur pak IAS
Penulis: CitizenReporter | Editor: Anita Kusuma Wardana
Reza Arifuddin
Warga Makassar
Melaporkan dari Jakarta
TRIBUN-TIMUR.COM- Sekitar pukul 8 pagi, saya beserta rombongan sahabat dari Makassar berangkat dari penginapan menuju Rutan Guntur untuk melepas rindu dengan sahabat Ilham Arief Sirajuddin, Jumat (25/12/2015)
Dalam perjalanan saya merangkai kata dan mengingat cerita-cerita lucu dan berkesan (dalam hati), untuk menghibur pak IAS. Sesampainya di rutan guntur, rombongan sahabat sebanyak 25 orang bergantian masuk menemui Wali Kota Makassar 2004-2014 ini.
Penjenguk dibatasi cuman 4 orang dengan waktu sekitar 5 menit saja secara bergantian, tiba giliran saya masuk bersama Uchi, Kacoel dan vqar anak pak IAS. Memasuki pintu gerbang besi setinggi hampir 3 meter, kami diperiksa dulu secara manual dan metal detector.
Dari jauh kami sudah melihat senyum yang khas dan dirindukan oleh masyarakat SulSel ini yang lagi duduk didampingi mantan pacarnya di bawah tenda putih depan mushollah.
Kami ber-empat duduk, tiba-tiba Uchi (27) yang sehari-harinya di kediaman pak IAS di makassar, Uchi yang beralamat di cendrawasih dan bergaya laki-laki ini langsung menangis bak air yang sedang tumpah sambil memijat pundak walikota makassar 2 periode ini.
"Sudahmi uchi, jangan mi menangis, begini memang hidup", kata orang yang sombere ini.
Lidah saya kaku, rangkaian cerita untuk menghibur pak IAS, tak bisa terucap melihat uchi dan menahan air mata ini tumpah. Karena dibatasi waktu, kami bergantian, sebelum keluar, saya cuman bisa bilang "Salam dari pak Haidar Majid dan Pak Endre Cecep Lantar".