Cuhat Pengemudi Go-Jek: Disuruh Bayar Rp 92 Juta Gara-gara Order Ini
"Tolong share ini agar semua orang tau kenyataan dibalik orang2 tertindas," demikian ditulisnya.
TRIBUN-TIMUR.COM - Manajemen PT Go-Jek Indonesia menjatuhkan sanksi skorsing kepada puluhan ribu pengemudinya di sejumlah daerah.
Hal ini akibat mereka melakukan order fiktif menggunakan akun palsu.
Saksi berupa denda senilai ratusan ribu rupiah hingga puluhan juta rupiah dan suspend (penangguhan) penerimaan pesanan (order) dari calon penumpang.
Dijatuhkannya sanksi membuat pengemudi kecewa.
Di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat dan di Kota Denpasar, Provinsi Bali, pengemudi Go-Jek melalukan unjuk rasa agar diberi keriganan atas sanksi itu.
Pada media sosial Facebook, beredar curhat dari pihak yang mengaku istri pengemudi Go-Jek.
Mereka mengaku, nyamannya bekerja pada Go-Jek tak seperti dibayangkan.
Berikut curhatnya sebagaimana dikutip dari sebuah akun:
Betapa kecewa dengan perusahaan yg saya banggakan...
Suami saya driver Go-Jek atas rekomendasi dari saya karena saya pikir Go-Jek salah satu jalan keluar saat ia kesulitan untuk cari pendapatan.
Pada akhirnya dia bergabung dengan Go-Jek 2bln yang lalu.
Ordernya tidak terlalu banyak dia ambil, memang. Karena dia prioritas untuk menjaga ibu saya dirumah dan ada pada saat saya pulang kerja.
Yang terpenting adalah dia membantu saya dengan cukup penghasilan, dan cukup waktu untuk keluarga.
Saya sangat bangga dan tertolong dengan profesi suami saya ini.
Tetapi kebanggaan itupun hilang, ketika hari ini suami saya berangkat dengan semangat untuk Go-Jek karena ada target bayar bulanan yang mendesak.
Tiba2 tengah hari suami saya bbm bahwa dia kena suspend dan diminta untuk bayar ganti rugi sebesar 3.9juta.
Alasannya karena dia membuat bookingan fiktif atau palsu.
Sementara penghasilan dia selama ini saja tidak sampai sebesar itu. Jelas itu tuduhan palsu yang dibuat semata2 untuk memeras uang para driver.
Dibuktikan dengan lebih dari 9000 orang driver yang juga kena suspend, dan mereka diperas oleh perusahaan tersebut.
Beberapa driver yang baru join 2bln, diminta ganti rugi sampai 92juta... beberapa ada yang diminta 20juta, dan jumlah2 lainnya yang tidak masuk akal.
Bukan hanya itu saja, dan bukan hanya di Jakarta, di Bandung, Bali pun kejadian yang sama. Dan tindakan mereka tidak hanya sampai disini.
Suami saya jelas berang dan meminta untuk penjelasan kalau memang kesalahan memang dari dia, ramai2 di depan kantor Go-Jek para driver demo.
Saat suami saya ingin mencoba masuk, beberapa menahan dia karena perusahaan tersebut menggunakan pihak2 yang kuat untuk perlindungan mereka.
Driver yang lolos untuk mencoba masuk meminta penjelasan mirisnya pada akhirnya motornya disita! Dengan alasan suspend sekian juta sementara istrinya akan melahirkan sampai driver itu menangis2...
Beberapa driver mencoba berontak, tetapi kalah kuasa...
Beberapa mencoba untuk pasrah dan pergi tapi dokumen asli mereka disimpan di perusahaan sebagai persyaratan jaminan pada awal kerjasama. Dokumen penting seperti akta, kartu keluarga, ijazah atau surat nikah tidak bisa mereka tinggal begitu saja...
Dan suami saya masih simpan uang mengendap di perusahaan yang tidak bisa dicairkan sama sekali. Hasil keringatnya yang sia2...
Kepada pihak perusahaan. Terutama perusahaan Go-Jek, Tolong..
Bagaimanapun yang terjadi di internal perusahaan, jangan limpahkan ini ke karyawan...
Dia suami saya yang cari nafkah demi makan untuk keluarganya. Banyak diluar sana ayah dari anak2 dan tulang punggung keluarganya yang mengais rizki demi menghidupi orang2 yang dia sayangi.
Kami, hanya berusaha mencari nafkah agar kami tidak kesulitan, agar anak2 punya masa depan. Jangan kalian renggut dengan adanya ganti rugi atau menyita harta benda hanya karena perusahaan kalian krisis!
Kalian manusia yang tidak manusiawi...
Tolong share ini agar semua orang tau kenyataan dibalik orang2 tertindas.
Dikutip dari Kompas.com, Selasa (1/12/215), menanggapi kekecewaan dan protes dari pengemudi Go-Jek, Wakil Direktur Pemasaran PT Go-Jek Indonesia, Pingkan Irwin mengatakan, saknsi sudah diambil berdasarkan realitas di lapangan.
Pingkan menyebutkan bahwa pemantauan terhadap para pengemudi yang diduga melakukan kecurangan sudah dilakukan selama beberapa bulan terakhir. Bahkan, lanjutnya, Go-Jek sudah memberikan peringatan kepada para pengemudi yang nakal.
"Semua akun driver yang terkena suspend kemarin sudah kami review secara menyeluruh, dan kami menemukan bukti bahwa driver tersebut telah membuat puluhan order fiktif menggunakan akun palsu," tuturnya melalui keterangan tertulis.
Namun demikian, Pingkan menuturkan, Go-Jek masih membuka kesempatan bagi para pengemudi yang ingin kembali bekerja sesuai prosedur yang ditetapkan.
Tim sudah disiagakan di masing-masing daerah untuk membantu para pengemudi mengaktifkan akun mereka kembali. Namun, para pengemudi tersebut harus membayar denda terlebih dahulu yang besarannya berbeda tergantung pada jumlah order fiktif yang terdeteksi
"Kami menganggap serius masalah ini dan langkah ini telah kami ambil untuk memastikan bahwa hanya driver-driver terbaik dan jujur yang dapat menjadi bagian dari keluarga besar Go-Jek Indonesia," tuturnya.
Berikut sedikit penjelasan mengenai situasi beberapa hari terakhir ini, semoga dapat memberikan kejelasan mengenai kebijakan yang telah kami ambil.
Posted by GO-JEK on Tuesday, 1 December 2015