Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Serangan Berdarah di Paris

Luar Biasa, Polisi Muslim Ini Gagalkan Peledakan Stadion di Perancis, Puluhan Ribu Warga Selamat

Alhasil tragedi berdarah di Paris tak meluas hingga ke dalam stadion yang saat itu dipenuhi 80.000 penonton.

Editor: Edi Sumardi
BBC
Korban tewas tergeletak bergemilangan di jalan paska penembakan di sebuah restoran dalam rangkaian serangan di ibu kota Perancis, Paris, Jumat (13/11/2015). Ratusan orang tewas. 

PARIS, TRIBUN-TIMUR.COM - Tragedi berdarah di Paris, Perancis tidak sampai meluas ke dalam stadion kebanggan masyarakat Perancis Stade de France saat mempertemukan kesebelasan timnas Perancis melawan Jerman, Jumat malam.

Andai saja jika tidak ada seorang polisi muslim menggagalkan upaya bom bunuh diri di dalam stadion oleh seorang martir teroris, maka tidak tahu apa yang akan terjadi.

Dia lah Zouheir, seorang polisi Perancis yang menjaga Stadion Stade de France menjadi buah bibir setelah berhasil menggagalkan upaya bom bunuh diri di dalam stadion nasional Perancis itu.

Alhasil tragedi berdarah di Paris tak meluas hingga ke dalam stadion yang saat itu dipenuhi 80.000 penonton.

[Suasana stadion Stade de France yang menggelar laga persahabatan Perancis vs Jerman.]

Seperti yang dikutip dari harian The Wall Street Journal melaporkan, Minggu (15/11/2015), Zouheir yang merupakan pemeluk agama Islam ini tidak mengizinkan seorang pelaku pengeboman untuk masuk ke dalam stadion.

Pelaku diketahui memakai rompi berisikan bahan peledak ketika dilakukan pengecekan di mesin scanning.

Penemuan ini hanya berjarak 15 menit sebelum laga persahabatan Perancis Vs Jerman dimulai.

Zouheir melanjutkan, pelaku kemudian berupaya melarikan diri dari polisi dan meledakkan dirinya. Ledakan terdengar hingga ke dalam stadion.

Jaksa Francois Molins menuturkan, pelaku diyakini berencana mendetonasi bom tersebut di dalam stadion untuk memicu huru hara dahsyat, yang berpotensi menewaskan banyak penonton.

Tercatat, setidaknya ada 80.000 penonton, termasuk Presiden Perancis Francois Hollande dan Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier di dalam stadion.

Ketika ledakan pertama terjadi, Zouheir sempat berpikir bahwa itu hanyalah ledakan kembang api biasa.

Kembang api adalah sesuatu yang lumrah di pertandingan sepakbola di Eropa.

Namun, ketika dia melihat Presiden Hollande dievakuasi keluar dari stadion di daerah St-Denis itu, Zouheir menyadari ada yang tidak beres.

Tiga menit setelah ledakan yang terjadi di paruh pertama pertandingan itu, ledakan lainnya terjadi di luar stadion.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved