Fakta-fakta Hubungan Baik Rasulullah dengan Umat Non-Muslim, Versi Lings
Martin Lings dalam bukunya, Muhammad: Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik.
Tak kuasa melihat penderitaan para sahabatnya itu, nabi memerintahkan sebagian mereka untuk pergi dan mencari perlindungan di kerajaan Abyssinia.
“Di sana kalian akan mendapatkan seorang raja yang adil dan bijaksana. Suatu negeri yang kalian bebas dan leluasa dalam beragama. Sampai suatu saat Allah memberikan jalan yang dapat menghindarkan penderitaan yang kalian tanggung sekarang,” kata nabi kepada sebagian sahabat.
Migrasi ini adalah hijrah pertama dalam sejarah Islam.
Dan benar apa yang dikatakan nabi: para pengungsi itu diterima baik di Abyssinia. Mereka diberi kebebasan penuh untuk beribadah sesuai yang mereka yakini.
Pemimpin Quraisy penindas di Mekkah tidak tinggal diam setelah mengetahui kabar bahwa sebagian dari pengikut nabi Muhammad telah mengungsi ke Abyssinia.
Mereka kemudian membentuk delegasi untuk bertemu Raja Negus, raja Abyssinia kala itu, sambil meminta agar memulangkan para pengikut nabi.
Mereka melakukan berbagai cara untuk mendapat izin Raja Negus dengan cara menyuap Raja Negus dan para jenderal Abyssinia.
Namun, semua usaha delegasi itu sia-sia karena Raja Negus tidak mengabulkan permintaan mereka dan menolak gratifikasi yang diberikan.
“Demi Tuhan, mereka tidak boleh dikhianati. Mereka telah meminta suaka perlindunganku dan menjadikan negeriku sebagai tempat tinggal, serta telah memilihku dari yang lain,” kata Raja Negus di hadapan sejumlah jenderal yang menerima suap dan delegasi itu.
Orang-orang Abyssinia adalah penganut Kristen. Mereka telah dibaptis, menyembah Tuhan yang satu, melaksanakan dengan khusyuk sakramen di Eucharist.
Nabi Lindungi non-Islam
Sosok Muhammad semakin berpengaruh di Madinah. Bagi komunitas Madinah (ummah), terutama pengikutnya, Muhammad adalah seorang nabi dan utusan Tuhan.
Sementara bagi non-pengikutnya, Muhammad adalah pemimpin yang tidak partisan, tegas, dan harus diikuti. Kuatnya pengaruh Nabi Muhammad di Madinah bergema hingga ke wilayah-wilayah sekitar.
Madinah bahkan menjadi poros kekuatan baru di jazirah Arab. Karena itu, utusan kerajaan tetangga kerap menemui Nabi Muhammad untuk membuka hubungan diplomatik dan membuat perjanjian.
Salah satu utusan yang pernah menemui nabi adalah kaum Kristen Najran, mereka berasal dari wilayah bagian Bizantium.