Peringatan Hari Santri Nasional
Diskusi GP Ansor Sulsel, Puang Makka: Hari Santri bukan Diskriminasi
Sekedar diketahui, Presiden Joko Widodo telah menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional melalui Keputusan Presiden No. 22 Tahun 2015.
Penulis: Munawwarah Ahmad | Editor: Ilham Mangenre
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Peringatan Hari Santri Nasional sebaiknya didukung, demi meningkatkan kualitas lulusan pesantren dan bukan merupakan diskriminasi.
Kalimat tersebut mengemuka dalam diskusi yang digelar di Kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih, Kota Makassar, Rabu (21/10/2015). Pengurus Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sulsel penyelenggara diskusi ini.
Hadir pembicara, yakni, Mursyid Jam’iyah Tarekat Khalwatiyah Syekh Yusuf al-Makassary, Syekh Sayyid Habib A Rahim Assegaf Puang Makka, Pimpinan Pondok Pesantren Darud Da'wah wal Irsyad (DDI) Kiai M Alwi Nawawi,
Pimpinan Pondok Pesantren An-Nahdlah Makassar Dr Afifuddin Harisah dan Ketua GP Ansor Sulsel Muh Tonang Cawidu.
“Semoga santri semakin diperhatikan dengan penetapan hari santri nasional ini. Ansor sangat mendukung, mari kita dukung untuk peningkatan kualitas luaran pesantren dalam hal ini santri, untuk bangsa kita yang lebih baik,” kata Tonang Cawidu.
Sekedar diketahui, Presiden Joko Widodo telah menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional melalui Keputusan Presiden No. 22 Tahun 2015.
Puang Makka, mengatakan, penetapan hari santri nasional bukan merupakan diskriminasi terhadap suatu golongan.
“Kalau kita mau lihat negatifnya, maka sudah pasti diskriminasi dan lainnya, tapi kalau positif dan harusnya positif, tentu tidak akan muncul asumsi diskriminatif,” kata Puang Makka.
Puang Makka menjelaskan, salah satu alasan pentingnya peringatan hari santri, yakni, menjaga adab.
Adab yang sejak dulu dibangun di pesantren,”ini yang harus dijaga agar luaran pesantren berkarakter dan berkualitas. Tentu pendidiknya juga harus memberi contoh yang baik,” kata Puang Makka. (*)