Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Prof Anwar: Saya Masih Menulis Untuk Pemuda

Buku yang ke 50 karya dari pendiri Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Identitas Universitas Hasanuddin ini terbit di Makassar dan di bedah langsung.

Penulis: Saldy Irawan | Editor: Mutmainnah
TRIBUN TIMUR/JUMADI MAPPANGANRO
Sejumlah anggota Forum Dosen Makassar menggelar diskusi, Senin (17/8/2015). Bertempat di Kantor Tribun Timur, Jl Cenderawasih No 430, Makassar. 

TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSARProf Anwar Arifin Andi Pate kembali memberikan karya terbaiknya dalam sebuah buku berjudul Pengindonesiaan Demokrasi.

Buku yang ke 50 karya dari pendiri Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Identitas Universitas Hasanuddin ini terbit di Makassar dan di bedah langsung di News Room Tribun Timur, Jl Cendrawasih, nomor 430 Makassar.

Bedah buku ini dihadiri langsung oleh Prof Anwar Arifin Andi Pate, para akademisi diantaranya Adi Suryadi Culla, Qasim Mattar, Firdaus Muhammad, dan Muin Fahmal, serta kru Tribun Timur, Senin (17/8/2015).

Sebelum masuk pada pembahasan buku yang memiliki halaman sebanyak 179 lembar tersebut, Prof Anwar bercerita tentang pengalamannya sewaktu menjadi wartawan.

Anwar di tahun 1965, mengatakan selain aktivitasnya sebagai mahasiswa Sosial Politik (Sospol) di Universitas Hasanuddin Makassar, ia juga mengeluti dunia jurnalistik.

“Saya dulu adalah wartawan dan sampai saat ini saya masih menulis untuk pemuda," ujarnya sembari mengenang pemberitaaan yang ia tulis melalui Majalah Mimbar.

Pada tahun 60 an di Makassar, yang berprofesi sebagai wartawan saat itu hanya bisa dihitug jari, yang jauh berbeda seperti saat ini. Dimana dengan sistem demokrasi Indonesia yang semakin menunjukkan kebebasan, media pun juga mulai bertumbuh satu persatu di Indonesia termasuk di Makassar.

Menjadi wartawan, adalah pekerjaan yang tak pernah ia lupakan. Alumni dari SD,SMP, di Sengkang Kabupaten Wajo tersebut masih mengenang masa-masanya sewaktu jadi wartawan. Salah satu kesannya ialah, mengawal Bung Hatta (Wakil Presiden RI pertama) berkeliling di beberapa daerah di Sulsel seperti Makassar, Pare-Pare, Sidrap, dan Watampone (Bone).

Namun mengingat dirinya berprofesi sebagai wartawan yang memiliki jam terbang yang sangat padat, lambat laun ia memilih untuk mengundurkan diri, dengan alasan ingin menyelesaikan studinya sebagai Sarjana Sospol yang dulu disebut dengan Drs.

Setelah berhenti menjadi wartawan dan fokus di studinya di kampus merah itu, Anwar mengaku masih tetap menulis baik itu berbentuk opini berita dan karangan buku.

Ia juga meyebutkan hanya berselang beberapa bulan menjalani perkuliahan paska memutus berhenti jadi wartawan, ia bertemu dengan rekannya Andi Sapi, yang tak lain adalah kader dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

“Waaah, entah apa yang terjadi saat itu, saya langsung berminat dan bergabung dengan HMI,” ujarnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved