Uang Panaik Tertinggi di Bulukumba
Kisah Persahabatan Ambbo Sakka dengan Calon Mertua Indar
Indar Desrianti (26) anak Ambo Sakka, menjadi wanita paling tinggi uang panaiknya di Bulukumba.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Tahun 2000 lalu, Ambo Sakka hanyalah seorang pedagang gabah sesekali rugi dan jarang untung. Masa itu, ia hampir merugi karena + 7 ton berasnya terkena air, dan berubah warna. Pedagang mitra lain Ambo Sakka, tak ada yang berminat membeli beras bermutu rendah itu.
Sakka dan istrinya pun ke Tanaberu, mencari kayu untuk dijadikan rumah sebagai tempat tinggal. Di kampung pembuat kapal Phinisi itu, ia bertemu seorang pengusaha kayu dan kapal di Tanaberu asal Desa Ara bernama Massa (60).
Ambo Sakka awalnya hanya ingin membeli 2 kubik kayu. Alasannya, dia hanya membawa uang Rp 2 juta. Tetapi Massa meminjamkannya kayu 7 kubik. Sakka lantas, menawarkan beras basah itu kayu yang dipinjamnya. Massa setuju, dan persahabatan itu pun terjalin.
"Hanya modal kepercayaanlah kami bersahabat. Barang yang dijual dan dibelinya antara kami tak pakai kwitansi tetapi hanya kepercayaan saja, karena modal kepercayaanlah yang menyatukan persahabatan ini," kata Sakka.
Sebelumnya diberitakan, Indar Desrianti (26) anak Ambo Sakka, menjadi wanita paling tinggi uang panaiknya di Bulukumba. Yakni sebesar Rp 505 juta. Itu pun ditambah 'uang sepupu' Rp 10 juta, dua ekor kerbau (masing-masing Rp 40 juta), dan mahar tanah seluas 5 hektoare.
Indar dilampar pria bernama Adan Wahyudi Masse (25), anak sahabat ayahnya, Massa.
Berita selengkapnya dapat dibaca pada edisi cetak Harian Tribun Timur, Sabtu (9/5/2015) hari ini. (*)