PM Sulsel Minta Pemerintah Responsif Isu Radikal
Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Hadisaputra menjelaskan, kemiskinan adalah ruang tumbuh suburnya radikalisme.
Penulis: Mahyuddin | Editor: Ina Maharani
Makassar, Tribun - Pemuda Muhammadiyah (PM) Sulawesi Selatan (Sulsel) meminta pemerintah untuk menanggapi isu radikalisme hanya dengan pendekatan legalistik dan militeralistik, melainkan dengan pendekatan ekonomi, budaya maupun agama.
Wakil Ketua Pemuda Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Hadisaputra menjelaskan, kemiskinan adalah ruang tumbuh suburnya radikalisme. Sebab dalam kehidupan dunia ketika orang tidak memiliki harapan, maka disitulah kelompok radikal memanfaatkan kesempatan dengan memberikan tawaran, baik secara ekonomi maupun secara ideologis.
"Dalam pendekatan ekonomi, pemerintah mesti proaktif menjalankan program pemberdayaan masyarakat maupun program jaminan sosial dalam rangka menjamin kebutuhan dasar masyarakatnya," kata Hadi melalui rilisnya, Rabu (25/3/2015).
Magister ilmu Antropologi Unhas tersebut menambahkan, pada pendekatan agama, pemerintah harus melibatkan ormas Islam moderat seperti Muhammadiyah dan NU untuk memasifikasi dakwah.
Menurutnya, jika pemerintah hanya mengandalkan pada aspek penindakan hukum dan militer saja, maka itu tidak akan menyelesaikan akar masalah,
"Seperti kata pepatah, patah tumbuh hilang berganti, mati satu tumbuh seribu,” ujar Hadi.