In memoriam Baso Amiruddin Maula
Amiruddin Maula Meninggal di Pangkuan Istri Saat Suapan Keempat
Innalillahi wa innna ilaihi rajiun. Wali Kota Makassar 1999-2004 itu telah tiada.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Tangis Hamsinah Djamal pecah ketika suaminya, Baso Amiruddin Maula tak lagi menguyah makanan yang baru saja disuapkan.
Jeritan Hamsinah pun menggegerkan kediaman pribadinya di Kompleks Bougenville, Panakkukang Mas, Jl Penganyoman, Makassar, Selasa (10/3), sekitar pukul 10.15 wita.
Innalillahi wa innna ilaihi rajiun. Wali Kota Makassar 1999-2004 itu telah tiada.
Segera, semua anak dan menantu berlari masuk kamar. Maula sudah tak bernyawa di pangkuan Hamsinah.
Pagi itu, Hamsinah berduaan dengan suaminya dalam kamar. Kepala sang suami dia letakkan di pangkuannya. Suapan bubur pertama masih ditelan Maula. Suapan kedua dan ketiga pun masih dikunya pelan dan memasuki kerongkongan sang suami.
Ternyata suapan ketiga itulah "rezki" terakhir Maula di dunia.
Suapan keempat tak mampu lagi memasuki kerongkongan.
Maula pergi dengan tenang, Tokoh Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) itu meninggal di "waktu yang tepat", 63 tahun.
Komplikasi Paruparu
Anak sulung Maula, Mirna Patria Dewi, tak kuasa menahan air mata ketika melihat ayahnya tertutup kain kafan.
Alumnus Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin (Unhas) itu berkali-kali menelepon kerabat sembari melayani pelayat yang langsung memeluknya.
“Sabar ki, Kak. Semoga Bapak mendapat yang terbaik di sisi Allah SWT,” kata pelayat mencoba menenangkan Mirna.
Berita selengkapnya dapat dibaca pada edisi cetak Harian Tribun Timur, Rabu (11/5/2015) hari ini. (*)