Beginilah Perjalanan Hidup Haji Lulung Hingga Jadi "Penguasa" Tanah Abang
Saat berkuasa, dia mengatakan, “Meludah saja bisa jadi duit.”
TRIBUN-TIMUR.COM - Sosok Abraham Luggana alias Haji Lulung sedang dalam “puncak” ketenaran. Namanya dan fotonya menghiasi linimasa media sosial.
Dia menjadi topik perbicangan gegara keributan yang berlangsung di rapat mediasi antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta yang digelar Kementerian Dalam Negeri. Mediasi digelar karena perseteruan lembaga eksekutif dan legislatif terkait pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DKI Jakarta tahun 2015.
Rapat mediasi berakhir dengan keributan, seperti video yang disebarluaskan melalui YouTube yang memperlihatkan kedua belah pihak berbicara dengan nada tinggi. Lulung bersama beberapa nama anggota DPRD juga tertangkap kamera video tengah melontarkan ucapan yang tidak pantas kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau kerap dipanggil Ahok.
Seusai rapat digelar, pengguna media sosial segera memberi sanksi sosial berupa merisak para anggota DPRD DKI Jakarta yang kebetulan memiliki akun media sosial. Khusus untuk Haji Lulung, terdapat pembedaan perlakuan karena beberapa kali nama ini menjadi buah bibir; mulai dari perseteruan dengan Ahok terkait penataan Pasar Tanah Abang hingga mobil mewah merek Lamborghini yang dia bawa ke acara pelantikan anggota DPRD DKI pada Agustus 2014.
Siapa sebenarnya Haji Lulung? Kali ini Tribun menyajikan profilnya.
Idolakan Presiden AS
Lahir di Jakarta, 4 Juli 1959 atau sehari sebelum dikeluarkannya Dekret Presiden yang berisi pembubaran Badan Konstituante hasil Pemilu 1955 dan penggantian Undang Undang Dasar dari UUD Sementara 1950 ke UUD 1945. Ayahnya bernama, (alm) Ibrahim Tjilang, purnawirawan TNI dengan pangkat terakhir pembantu letnan satu. Diberi nama Abraham karena ayahnya mengidolakan mantan Presiden AS, Abraham Lincoln. Haji Lulung merupakan anak ke-7 dari 11 bersaudara.
Sejak kecil, ia sudah menghadapi pahitnya kehidupan. Pada tahun 1975, saat ia berusia 16 tahun atau masih sekolah SMP, ditinggal wafat ayahnya.
“Penguasa” Tanah Abang
Pada usianya sekarang, memasuki 55 tahun, dia menjadi pengusaha sukses. Dulunya, dia pengumpul kardus dan barang bekas lainnya di Tanah Abang, demi menghidupi delapan saudara dan ibunya.
Sampai sekarang, Haji Lulung terkenal sebagai “penguasa” di pusat grosir terbesar di Asia Tenggara itu. Di Tanah Abang, dia menjalankan usaha jasa pengamanan, perparkiran, hingga penagihan utang. Perusahaannya bernama PT Putraja Perkasa, PT Tirta Jaya Perkasa, koperasi Kobita, PT Tujuh Fajar Gemilang, dan PT Satu Komando Nusantara.
Kontroversi
Melalui perusahaannya itu, dia mengklaim mempekerjakan 7.000 orang. Ayah empat anak ini sempat mencuri perhatian dan membuat kontroversi melalui ucapan slogan, “Meludah saja bisa jadi duit.”
Selain pengusaha, Haji Lulung juga seorang advokat. Dia memiliki advokasi bernama Lunggana advocat & friends. Melalui itu, sarjana hukum ini mengadvokasi pedagang di Tanah Abang.
Di dunia politik, karier Sekretaris Umum Badan Musyawarah Betawi ini melejit setelah bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sekarang, dia mengetuai Dewan Pimpinan Wilayah PPP Jakarta hingga tahun 2016. Melalui partai berlambang Kakbah itu, Haji Lulung melenggang sebagai wakil rakyat DKI Jakarta untuk periode 2014-2019.