Kejahatan Geng Motor
Zakir Sabara Tak Yakin Kapolrestabes Anggap Netizen Sebagai Provokator
kemungkinan pembuat release itu melakukan analisa dan penafsiran yang dapat menjerumuskan Kapolrestabes
Penulis: Anita Kusuma Wardana | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Anita Wardana
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR--Dekan Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Muslim Indonesia (UMI), Zakir Sabara H Wata MT, mengungkapkan, ia tidak yakin jika Kapolrestabes Ferry Abraham telah melontarkan pernyataan netizen yang menyebarluaskan #MakassarTidakAman sebagai provokator. Apalagi mau menangkap netizen.
Berikut penjelasan Zakir Sabara kepada Tribun Timur.com, Selasa (24/2/2015):
"Saya tidak yakin Kapolrestabes melontarkan pernyataan nitizen provokator #MakassarTidakAman, karena pernyataan seperti itu tidak menyelesaikan masalah bahkan berpotensi memperkeruh masalah dan membuat nitizen semakin apriori terhadap kinerja polisi
Keyakinan ini didasarkan pada berita Tribun Timur edisi cetak yang menjelaskan bahwa "Sesuai release" yang diterima, dalam artian ada yang membuat release dan kemungkinan pembuat release itu melakukan analisa dan penafsiran yang dapat menjerumuskan Kapolrestabes agar semakin di-bully oleh nitizen
Perlu konfirmasi ke Kapolrestabes apa benar melontarkan kalimat dan membuat pernyataan seperti itu? dan jika benar beliau melontarkan hal tersebut, maka saya bisa pastikan bahwa Kapolrestabes mendapatkan sumber informasi yang tidak valid dan tidak sesuai fakta.
Karena faktanya hampir tiap hari ada kejadian kejahatan bermotor, baik yang terpublikasi dimedia maupun yang tidak terpublikasi dimedia. Kejadian demi kejadian itulah yang disuarakan oleh nitizen agar dilakukan langkah antisipasi dan adanya tindakan tegas terhadap pelaku kejahatan bermotor.
Untuk memberi rasa aman kepada masyarakat. Era sekarang ini, suara Nitizen bisa direfresentasikan sebagai suara masyarakat, bahkan sebenarnya suara nitizen cenderung lebih jujur dengan menggunakan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh masyarakat
Sy menyarankan dlm kondisi krusial seperti ini, sebaiknya wali kota dan kapolrestabes jangan mau diwakili lewat reelase ke media. kalau perlu wali kota dan kapolrestabes mendatangi redaksi media menjelaskan langkah langkah yang diambil untuk mengatasi kejahatan bermotor ini." (*)