Siapa Zainal Tahir? Caleg Nasdem, Jagalah Kebersihan
Zainal sahabat Ketua KPK Abraham Samad, mendadak tenar lantaran mengungkap foto syur "adegan ranjang" Abraham de
Penulis: AS Kambie | Editor: Ilham Mangenre
TRIBUN-TIMUR.COM- Giliran sahabat Zaenal Tahir, sahabat Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad, mendadak tenar lantaran mengungkap foto syur "adegan ranjang" Abraham dengan Feriyani Lim adalah hasil jepretannya.
Sebelumnya, sahabat Abraham lainnya, Supriansyah alias Ancak alias Mas Daeng, alias Supri, heboh di media gegara mengumbar pertemuan Abraham dengan tim Jokowi di apartemen Ancak, di Jakartar, jelang Pilpres 2014.
Soal Ancak, sudah diberitakan rekam jejaknya pekan lalu. Lantas siapa Zainal Tahir?
Zainal adalah sosok pribadi yang kariernya nyaris komplit. Dia pernah menjadi ketua penyelenggara pemilu, pengurus partai politik, dan calon anggota legislatif. Pun pernah menjadi wartawan.
Zainal dilahirkan di Mangasa, Gowa, 22 November 1969. Dari perkawinannya dengan Murnianti Muis, dikaruniai empat anak.
Di Jakarta, Zainal beralamat di Jl HBR Motik, Apartemen Maple Park TA/5W, Kemayoran.
Zainal menempuh pendidikan formal, SD hingga SMA, di Gowa (1976-1988).
Setelah itu, dia kuliah di Jurusan Administrasi Negara Fisipol Unhas (1988-1993). Pendidikan formal Zainal berlanjut di Unhas, S2, hingga 1995.
Zainal mulai akrab dengan Abraham Samad saat keduanya menjadi aktivis kampus, penghujung 1980-an.
Saat keluar kampus, Abraham menjadi Lawyer, Zainal menjadi wartawan.
Zainal sudah bergelut dengan organisasi pemuda sejak SMA, Pelajar Islam Indonesia (PII), 1985-1988.
Dia juga berkiprah di Badan Koordinasi Pemuda dan Remaja Masjid (BKPRMI), 1992-1995.
Kemudian bergelut di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), 1988-2004.
Menjadi wartawan adalah profesi awal yang digeluti Zainal. Selain wartawan, Zainal juga bergelut di bidang bisnis dan iklan surat kabar tempat dia bekerja.
Saat pemilu "diwasiti" oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Zainal menjadi komisioner di Gowa dan terpilih sebagai ketua, 2004.
Tugas Ketua KPU Gowa tidak dituntaskan satu periode oleh Zainal. Dia mundur setelah Pilkada Gowa, menjelang Pilgub Sulsel, 2006. Sepeninggal Zainal, rekan Zainal di komisioner Gowa dipecat karena dianggap melanggar etika saat mengawal pilkada.