Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Harga BBM Naik

Facebooker: Mahasiswa, Memangnya Jalanan itu Punya Nenekmu!

Serupa dengan sebelumnya, pengunjuk rasa menyampaikan aspirasi sambil menutup jalan. Kemacetan pun tak terhindarkan di jalan nasional itu.

Editor: Edi Sumardi
TRIBUN TIMUR/HASAN BASRI
Mahasiswa dan dosen bersitegang saat unjuk rasa di Jl Sultan Alauddin, depan Kampus Universitas Muhamadiyah (Unismuh), Makassar, Sabtu (29/11/2014), jelang waktu salat magrib. 

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak jenis premium dan solar, yang dilakukan mahasiswa di Makassar, terus berlanjut. Terakhir, Sabtu (29/11/2014), di depan kampus Universitas Muhammadiyah Makassar, Jl Sultan Alauddin, Makassar.

Serupa dengan sebelumnya, pengunjuk rasa menyampaikan aspirasi sambil menutup jalan. Kemacetan pun tak terhindarkan di jalan nasional itu.

Melihat macet, seorang dosen dari perguruan tinggi swasta tersebut meminta unjuk rasa tidak dilakukan sambil menutup jalan. Namun, perminataan tersebut rupanya digubris dengan tantangan.

Ulah pengunjuk rasa itu memunculkan beragam komentar dari Facebooker pada fan page Tribun Timur Berita Online Makassar. Berikut ini komentar terpilih:

Aarefun Fundy Jangan tutup jalan,,emangnya punya nenek mu,, tutup saja kampusmu, baru kau pulang ke kampungmu semua

Gilang Permana pelajar durhaka

Ismaya Aya Sebenarnya d sini tidak ada yang bisa di salahkan,, cuma Cara pendekatanx saja yang salah,, coba dekati mahasiswa itu dengan hati, jangan pake otot ataupun amarah,,, hanya manusia yang tidak punya hatilah yang tidak bisa menerima sesuatu yg d sampaikan dengan hati.. Manuhasiswa dan dosen Sama2 mahasiswa, Sama2 punya hati

Abdul Salam mungkin memang bukan mahasiswa. kalau benar mereka peduli terhadap masyarakat: 1) jangan menutup jalan dengan demo, masyarakat merasa terganggu. 2) dengan semangat belajar di kampus, mereka pada gilirannya akan memimpin negeri ini dengan kualitas mereka yang mumpuni dalam keilmuan, kembalinya utk rakyat juga

Mia Sumiati itu mahasiswa apa preman ??

Alamsyah Zyukur Talekangi kah banyak cewe . Haha

Lysana Sidqin Demo ga ada salahx krn memperjuangkan aspirasi akan tetapi ya demo damai di pinggir jln dan tdk mengganggu masyarakat yg lewat pasti kita jg semua masyarakat jg senang mahasiswa kan org2 pilihan dan terpelajar

Ny Unhyagung Gming Sebenarnya itu mahasiswa di bilang pintar na dongo, di bilang dongo na masiswa.knp pola pikirnya pendek sekali.pacce makassar klo begini..

Soegee Sugiarto Mahasiswa makasar sudah membentuk brand image...demonstran dan anarkis.....

Tahir Femburu Tapi Diburu Lu org pikir tu jln nenek moyang lo pde..wah lu org pda kagak waras ni...

Bangsawan Putra Zam Demo itu wajar krn merupakan kepekaan terhadap kebijakan pemerintah. Coba bayangkan kalau mahasiswa bersikap apatis, siapa yang akan mengawal kebijakan pemerintah? Dan cara mengatasi persoalan demo yang anarkis itulah tugas pemerintah untuk bagaimana merespon dengan baik aspirasi yang disampaikan oleh mahasiswa. Artinya pemerintah juga tidak boleh cuek.

Syarif Naim Demostrasi bagi mahasiswa dan menutup jalan itu hal biasa,namun yang saya sayangkan ketika diperingatkan oleh dosen dan menantang balik dosen yang memperingatkan menrut sya itu adalah hal yang sangat tidak wajar , yang perlu d pahami dosen itu adaalh orang tua di kampus orang yang mendidik kita,menantangnya ketika dia menasehati kita aalah ,ibarat air susu di balas dengan air tubah,.

M Ukkas Parente Amd yang salah bukan yang naikan BBMnya,. yang salah malah mahasiswa yang demo,.. semena-mena mau tutup jalan, emang jalan itu cuman lo aja mau pakai, kasian masyarakat umum,. dan setahu aku mahasiswa yang suka mendemo itu adalah jurusan teknik jarang sekali jurusan ekonomi, karena orang ekonom paham keadaan ekonomi kita,. sebenarnya bukan harganya yg jadi masalahnya.. tapi sasarannya... qt masih sering melihat mobil2 mewah beli premium.. kalau harga bbm naik, harga kebutuhan pokok pasti naek.. rakyat miskin semakin akan semakin miskin.. BLT itu gak efektif.. krena slama ini bnyak oknum2 yang tidak bertanggung jawab.. contoh, orang yg punya motor bejajar di depan rumah dapat BLT, sedangkan janda tua yg hidup sebatangkara gak di daftar.

Adil Tho Lallatang waktu di SD kita di ajari "menghormati Guru dan menyayangi teman", di MTS kita di ajari "saling menghargai dan tolong menolong" di MA/SMA kita diajari "sami'na wa'ata'naa/mendengar dan taat pada guru" ketika di perguruan tinggi kami diajari untuk membantah dan melawan dosen" inikah pendidikan.. jangan heran jika terjadi hal yang demikian

Niem Sukmawarni kakanda-kakandaku sekalian, kalaupun negara kita negara demokrasi, bebas menyampaikan pendapat, akan tetapi kita juga harus ingat bahwasanya kita masih mempunyai agama, agama mengajarkan kita banyak hal,, termasuk menghormati yang lebih tua daripada kita, agama mengajarkan kita untuk berAkhlaqulkarimah...DEMONSTRASI YAH DEMONSTRASI, TAPI KITA MASIH PUNYA AGAMA YANG PUNYA ATURAN...mari kita sama2 merenungkan semua ini.semoga bermanfaat

Wahyoe Poesh Amoral skli nmax i2.
klian d didik u/ mnjdi seseorang yg trpljr, brprilaku yg mulia tp trxta mlh mnjdi manusia yg sma skli tdk berpindidikn.
msi mhs sdh menentang bgmna klw sdh jdi org yg memiliki jbtn d pemerintahan

Sarah Laundry Makassar Wkt ke jogja mahasiswa demo tp aman jie...ga rusuh n ttp beri kesempatan yg lain lewati jalan.

Muhammad Guntur Ardiansyah Anda lebih pintar dari dosen Anda ? Sampai2 anda menantang guru yg seharusnya menjadi ayah Anda. Aduh itu kritis atau dangkal yah pemikirannya

Natalia Laoris Biasanya mereka yg triak2 anti ini itu dan anarkis biasanya mereka klo jd pejabat yg plg suka korup...

Gifari Abbas Mungkin beda orang, beda pula keinginannya. Jika kita semua menerima kebijakan pemerintah, lalu siapa fungsi kontrol? Toh tak semua dari kita memiliki penghasilan lebih

Irfiana Ira Anna 3 kata utk mahasiswa yg menutup jalan : BBM (Brengsek, Bajingan, Menyebalkan). Kalau demo jgn menyusahkan kami (masyarakat). 

Tags
BBM
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved