Dicolek Tak Bangun-bangun, Ustad Hamzah Wafat di Sujud Terakhir
Zulkarnain mengaku murid sang ustad. Saat salat jamaah dia duduk di sebelah gurunya, dan menyimak khutbah almarhum

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM- Masa hidup Dr Hamzah Djunaid MM (59), berakhir di depan mimbar Jumat Masjid HM Asyik, Kecamatan Rappocini, Makassar, Jumat (21/11) siang.
Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar ini, wafat dalam keadaan sujud usai menjadi pengkhutbah (khatib) di masjid terbesar di Jl AP Pettarani itu.
"Saya sempat ko'bi (colek) kakinya Pak Ustad, karena heran mengapa tidak bangun-bagun dari sujudnya, padahal saya sudah selesai baca doa tahiyat akhir.
Hingga selesai sholat ia tak bangun, dan dinyatakan meninggal," kata kerabat almarhum, Zulkarnaian Maidin (48), kepada Tribun, di rumah duka Jl Jipang Raya, Karunrung, Rappocini, Makassar, sore kemarin.
Zulkarnain mengaku murid sang ustad. Saat salat jamaah dia duduk di sebelah gurunya, dan menyimak khutbah almarhum
Ketua Pengurus Wilayah GP Anshor Nahdlatul Ulama Sulsel Muhammad Tonang, menyebut Ustad Hamzah Djunaid, "memilih cara mati yang mulia dan tak biasa.
"Semoga itu tanda-tanda khusnuh khatimah," kata Tonang, kolega almarhum di kantor Kementerian Agama Sulsel, perihal kematian mantan Kepala Kantor kementerian Agama Kabupaten Sinjai (2008-2010) itu.
Menurut Kepala Bidang pembidaan Pondok Pesantren Kemenag Sulsel ini, khusnul khatimah secara harfiah berarti akhir yang baik.
Dalam manuskrip kuno Islam, terminologi ini digunakan untuk mendefenisikan doa seorang Muslim agar saat meninggal dunia, dalam kondisi yang baik dan mulia.
Selengkapnya, baca Tribun Timur, edisi Sabtu (22/11/2014)