Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dies Natalis ke 58 Unhas

Unhas Operasi 15 Pasien Bibir Sumbing

Dr drg Baharuddin Thalib MKes SpPros mengatakan sebanyak 15 pasien mendaftarkan diri untuk mengikuti operasi gratis tersebut.

Penulis: Anita Kusuma Wardana | Editor: Suryana Anas
zoom-inlihat foto Unhas Operasi 15 Pasien Bibir Sumbing
Logo Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar

Laporan Wartawan Tribun Timur, Anita Wardana

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -Komitmen untuk mengabdi kepada masyarakat terus berlanjut dalam rangka Peringatan Dies Natalis ke 58 Tahun Universitas Hasanuddin.

Dalam bidang kesehatan, Unhas menggelar Operasi Celah Bibir dan Langit-Langit atau yang dikenal dengan istilah bibir sumbing di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Unhas, Jl Kandea, Senin (8/9/2014).

Ketua pelaksana Operasi Celah Bibir dan Langit-Langit, Dr drg Baharuddin Thalib MKes SpPros mengatakan sebanyak 15 pasien mendaftarkan diri untuk mengikuti operasi gratis tersebut.

Operasi tersebut pun melibatkan tiga dokter yakni drg A Tajrin MKes SpBM, drg Abul Fauzi SpBM dan drg Muh Irfan Rasul SpBM yang turut bekerja sama dengan Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI).

"Hari ini hanya tiga pasien yang berhasil dioperasi. Kami targetkan, semua pasien bisa dioperasi hingga Rabu mendatang, karena ada satu pasien juga yang merupakan pasien celah langit-langit harus dioperasi di RS Ibnu Sina,"ujarnya.

Dr drg Bahar juga menyampaikan, pasien yang mengikuti operasi celah bibir dan langit-langit, mulai dari usia 18 bulan hingga 31 tahun yang belum pernah satu kalipun menjalani operasi.

Menurutnya, operasi bagi pasien dengan usia 31 tahun memiliki resiko pendarahan lebih besar dibandingkan bayi berusia 18 tahun.

"Tingkat prevalensi Celah Bibir dan Langit-Langit cukup tinggi, dimana setiap 700 kelahiran terdapat satu kejadian tersebut. Hal ini tentu harus mendapatkan perhatian dari masyarakat termasuk Unhas,"jelasnya.

Bagi anak yang mengalami kecacatan celah bibir dan langit-langit akan berdampak pada kondisi kesehatan, psikologi dan sosial, dimana fungsi mulut untuk mengunyah makanan akan terganggu. Sehingga, bagi anak-anak risiko kekurangan gizi akan rentan terjadi. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved