Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Inspirasi Usaha

Memperkenalkan Budaya Bugis Melalui Karya

Bugis Culture dibuat sesuai dengan visi desainernya Ikram Adam Mursen, ingin melestarikan budaya Bugis, serta misinya ingin menduniakan Bugis.

Penulis: Sakinah Sudin | Editor: Muh. Taufik
sakinah/tribun-timur.com
Baju Kaos bertuliskan bahasa bugis 
TRIBUNTIMUR.COM - Dunia usaha berkembang begitu pesat akhir-akhir ini. Banyak orang mencoba peruntungannya di dunia bisnis, ketimbang menjadi pegawai. Banyak yang ingin mencoba, tapi tidak sedikit yang gagal sebelum mencoba. Memulai bisnis itu sulit, begitulah yang dipikirkan sebagian besar orang. Namun tidak dengan Ikram.
Pria bernama lengkap Ikram Adam Mursen ini mencoba peruntungannya dengan coba-coba. Ikram, Minggu (27/04/2014), kepada tribun-timur.com,menjelaskan, awalnya ada seorang teman yang menawarinya bekerja sama untuk membuat baju porseni SMA di Pinrang. Saat itu, Ikram hanya bertindak sebagai perantara dan mendapatkan bayaran dari kerjanya tersebut.
Melihat pangsa pasar pembuatan baju yang cukup menjanjikan, Ikram pun berpikir untuk membuka usaha sendiri. Berawal dari uang Rp 800 hasil dari kerjanya sebagai perantara, Ikram mencoba membuat sendiri baju porseni untuk salah satu SMA di Pinrang. Hingga pada akhirnya di tahun 2011 dia mampu memperoleh Rp 5 juta dari usahanya tersebut.
Setelah lulus kuliah 2012 lalu, Ikram mulai menyukai desain. Lagi-lagi dari coba coba membuat desain bebas di baju. Lantas dia berpikir untuk membuat baju dengan tema yang tidak sekedar gaya namun juga bermakna.
Ikram kemudian berpikir untuk membuat karya mengusung tema Bugis pada desainnya, bermodalkan hasil jerih payahnya saat membuat baju porseni. "Karena saya orang Bugis sangat mencintainya, maka saya pilih tema tersebut," ujarnya.
Selain itu, kata dia, Bugis Culture dibuat sesuai dengan visinya melestarikan budaya Bugis, serta misinya ingin menduniakan Bugis.
BFJ Bugis Culture
Ikram menamakan karyanya dengan brand BFJ Bugis Culture yang diresmikan 2 November 2013. Produk BFJ Bugis Culture bisa didapatkan dengan datang langsung ke tokonya, Jl  Abd  Dg Sirua No.234A Makassar. Selain itu, bisa juga ditemui di dunia maya seperti Facebook dengan nama BFJ Bugis Culture, twitter @bugisculture, dan Instagram dengan nama BFJ Bugis Culture.
Satu hal yang membedakan BFJ Bugis Culture dengan usaha serupa yakni satu desain hanya diproduksi maksimal 30 baju dengan empat warna berbeda. Kata Ikram, hal itu agar produknya eksklusif dan tidak pasaran. "Jadi kalau baju tersebut habis, pelanggan sudah tidak bisa memesan dengan desain yang sama," kata dia.
Ikram menjelaskan, dalam dua minggu, ada sekitar tiga atau empat. desain baru yang dibuat. Hal itu agar para pelanggan punya banyak pilihan, juga karena desain sebelum-sebelumnya sudah habis terjual.
Lanjut Ikram, desain baju jualannya merupakan hasil karyanya sendiri. Namun saat kekurangan ide, Ikram membuka sayembara untuk pembuatan desain. Desain yang masuk akan diseleksi dan yang terpilih akan mendapatkan bayaran. Selain itu, pada setiap produk yang laku, di empunya desain akan mendapatkan royalti. Kata Ikram, hal tersebut sebagai bentuk penghargaan atas ide. "Ide itu mahal," kata Ikram.
Pelanggan Hingga ke Mancanegera
BFJ Bugis Culture menjual berbagai produk bernuansa Bugis, mulai dar baju kaos, jumper, singlet, jaket, hingga topi. Harga yang ditawarkan pun bervariasi.  Untuk baju kaos dijual dengan harga Rp 100 ribu hingga Rp135 ribu, sedang Jumper, Jaket, dan Hoddie dibanderol Rp 215-Rp235 ribu. Untuk singlet, topi jaring, da snapback mulai Rp 95-125 ribu," kata Ikram.
Pelanggan BFJ Bugis Culture tidak hanya di Makassar, melainkan juga dari seluruh wilayah di Indonesia. Bahkan sudah merambah ke luar negeri seperti, Singapura dan Malaysia.
Ikram menjelaskan, produknya dikirim melalu jasa pengiriman DHT. Untuk biaya ongkos kirim (ongkir) produknya bervariasi tergantung lokasi pengiriman serta jumlah yang dikirimkan.
Untuk Indonesia sekitar Rp 20 - Rp 50 ribu per kilogram. Untuk Singapura dan Malaysia sekitar Rp 210 ribu per kilogram melalui jasa pengiriman DTH. Ikram menambahkan, dari bisnisnya dia mampu meraih omset hingga Rp 30 juta. (sakinah sudin)
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved