Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

SBY Berkunjung di Sulsel

Dualisme Kerajaan Datu Luwu Nyaris Batalkan Gelar SBY

Orang nomor satu di Indonesia tersebut diberi gelar "Anakaji to Appamonang ri Luwu" yang bermakna pangeran mulia, sang pengangkat martabat di Luwu.

Penulis: Mahyuddin | Editor: Muh. Taufik
zoom-inlihat foto Dualisme Kerajaan Datu Luwu Nyaris Batalkan Gelar SBY
TRIBUN TIMUR/ILHAM
SBY menyapa, dalam perjalan menuju Pabrik Tonasa, di Pangkep, Rabu (19/2)

PALOPO,TRIBUN-TIMUR.COM--Usai sudah pemberian gelar kepada Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan istrinya Krstiani Susilo Bambang Yudhono dari Datu ke 40, Andi Maradang Mackulau Opu To Bau di Istana Datu Luwu, Kota Palopo.

Orang nomor satu di Indonesia tersebut diberi gelar "Anakaji to Appamonang ri Luwu" yang bermakna pangeran mulia, sang pengangkat martabat di Luwu. Sementara ibu negara diberi gelar "We Tappa Cina Warawarae Ri Manjapai" yang bermakna putri dengan wajah bersinar cemerlang dari Majapahit.

Namun, pemberian gelar itu menyimpan cerita panjang. Kerajaan Luwu kini tidak seperti dulu kala. Silsilah kerajaan yang tidak jelas menimbulkan perpecahan dalam kerajaan sehingga timbul dua kubu yang saling mengklaim posisi Datu Luwu. Posisi Datu Luwu ke 40, Andi Maradang Mackulau Opu To Bau (50) tidak diakui oleh Datu Luwu ke 39,  Andi Iwan (40).

Kerabat Kerajaan Luwu, Andi Irsal Ilyas membeberkan, dualisme Datu Luwu itu sebenarnya sudah lama terjadi dalam tatanan kerajaan Luwu. Hal itupun disebabkan karena adanya kudeta antar sesama keturunan Datu Luwu. Irsan berpihak pada Datu Luwu ke 39, Andi Iwan.

"Kalau dilihat dari garis keturunan, puang Andi Iwan penerus tahta yang sah. Puang Andi Maradang hanya sepupu saja namun ia mengkudeta Puang Andi Iwan," jelas Irsal yang ditemui wartawan usai mengikuti kegiatan presiden,  Jumat (21/2/2014).

Ia menuturkan, kehadiran dua kubu tersebut memperpanjang proses pemberian gelar kepada presiden.Karena keduanya merasa berhak untuk memberikan gelar kepada presiden. Tidak mau merusak acara presiden di Sulsel, Andi Iwan mengalah dan berjanji tidak akan merusak acara pemberian gelar tersebut.

"Sebenarnya acara hampir batal, tapi pak wali kota mempertemukan keduanya dengan kesepakatan, keduanya harus hadir di acara tersebut," jelas Irsal.

Saat hendak ditemui wartawan, keduanya sedang bercerita berdua. Bahkan, keduanya menolak untuk diwawancara dan membentak wartawan.

"Tidak ada datu di sini. Yang ada hanya Yang Mulia," kata Irsal menimpali gertakan salah satu gertakan kerabat kerajaan Datu Luwu. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved