Lebaran 2013
Hamid Awaluddin: Momentum Ramadan, Wujudkan Kebebasan Karena Persamaan
Mantan Menkumham RI, Dr Hamid Awaluddin, dijadwalkan bertindak sebagai khatib salat idulfitri 1434 Hijriah di Masjid Al Markaz Al Islami
MAKASSAR,TRIBUN-TIMUR.COM-Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) RI, Dr Hamid Awaluddin, dijadwalkan bertindak sebagai khatib salat idulfitri 1434 Hijriah di Masjid Al Markaz Al Islami, Makassar, Kamis (8/8/2013).
Ditemui di kediamannya, Kompleks Baraya Perumahan Dosen Unhas, Jl Sunu, Blok KX 19, Selasa (6/8/2013), Mantan Duta Besar (Dubes) RI untuk Rusia ini menyampaikan secuil inti rencana khutbahnya yang bertopik Persamaan dan Kebebasan dalam Islam.
"Pertama dulu saya ingin katakan bahwa di dalam islam itu, kemajemukan itu sangat diakui. Misalnya kan begini, Tuhan mengatakan, kujadikan kau berbangsa-bangsa dan bersuku-suku,
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku itu kan kata majemuk. Berarti Tuhan memang dengan maksud yang jelas menjadikan manusia itu dalam kemajemukan. Siapa yang menafikkan kemajemukan maka dia keluar dari konteks sunnatullah," kata Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (Unhas) ini kepada Tribun. Selasa (6/8/2013).
Kemudian, lanjut doktor Hukum International American University ini, dibawa ke konteks islam mengenai hak asasi manusia (HAM), banyak sekali orang terkecoh dengan pandangan HAM, seolah-olah Ham itu berdimensi tunggal, yakni kebebasan.
"Padahal di mana-mana, hak asasi manusia itu terbagi atas dua prinsip utama. Prinsip pertama itu adalah persamaan, aquality. Baru freedom (kebebasan). Tidak mungkin ada kebebasan tanpa ada persamaan. Kalau you bebas, tanpa berpikir persamaan, ya you tidak pikirkan kebebasan saya dong, karena you merasa kebebasan you mutlak kan. Kalau Anda tidak pikir aspek persamaan bahwa oh ada juga pak Hamid, memiliki hak yang sama dengan saya maka Anda menjadi mutlak kan. Nah itu biasa terjadi ketegangan," jelas mantan Jurnalis di Washinton DC ini.
Menurut Hamid Awaluddin lebih lanjut, harus dipahami konsep yang dimulai dengan prinsip persamaan. Dalam Islam, persamaan itu tinggi nilainya.
"Salah memandang HAM itu freedom atau kebebasan. Kalau freedom menjadi domain utamanya HAM, maka semua orang berlomba menggunakan kebebasannya, tanpa memikir kebebasan orang lain," ujarnya.
"Momentum idulfitri 1434 Hijriyah ini, marilah memaafkan, saling memahami kebebasan dan persamaan, kita buka lembaran baru," tegas Hamid Awaluddin. (*)