Penerimaan Mahasiswa Baru
Ketua IGI Sulsel : Unhas Kampus Kapitalisme
"Saya sepakat untuk memerangi kecurangan dalam setiap ujian termasuk ujian ,"tambahnya.
Penulis: Anita Kusuma Wardana | Editor: Ina Maharani
Makassar, Tribun--Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) Sulawesi Selatan, Muhammad Ramli Rahim mempertanyakan 600 Calon Maba Unhas yang didiskualifikasi.
Menurutnya, pembatalan kelulusan peserta SBMPTN yang sadah dinyatakan lulus harus menjadi perhatian masyarakat Sulsel.
"Jumlahnya sangat besar, 600 orang. Hal ini tentu menimbulkan tanda tanya,mengapa dibatalkan setelah diluluskan,mengapa tidak diluluskan sebelum pengumuman,"ujarnya dalam rilis yang dikirim ke Tribun, Minggu (14/7/2013).
Ramli selaku penggiat pendidikan memandang jika alat pemindai yang digunakan bisa mendeteksi jawaban salah pada posisi yang sama dan mengindikasikan adanya perjokian atau kerjasama antar peserta ujian,mengapa panitia SBMPTN meluluskannya,seharusnya seluruh peserta yang terindikasi curang tersebut sudah digugurkan sebelum pengumuman.
"Saya sepakat untuk memerangi kecurangan dalam setiap ujian termasuk ujian nasional atau ujian apapun yang pasti berdampak buruk untuk dunia pendidikan,"tambahnya.
Ramli mengungkapkan pengumuman adanya 600 orang calon maba yang dibatalkan kelulusannya mengingatkannya pada modus operandi "meluluskan kursi kosong" dibeberapa sekolah unggulan.
Meskipun berbeda tapi hal ini menutup peluang mereka yang sebenarnya berhak lulus menjadi tidak lulus karena sistem yang digunakan bukan standar nilai tapi urutan nilai sehingga peluang siswa miskin,kurang mampu atau setengah mampu tapi cerdas dan pintar menjadi mengecil karena angka 600 itu sungguh sangat fantastik.
Menurutnya, masyarakat patut curiga bahwa pembatalan kelulusan ini akan digantikan dan diisi kursinya melalui jalur mandiri yang jelas hanya akan mengurangi porsi mahasiswa ekonomi menengah ke bawah karena program mandiri sungguh sangat mahal,bahkan PNS Golongan III pun mungkin tak akan kesulitan mengkuliahkan anaknya.