Ujian Nasional
SMPN 25 Makassar Bantah Mintai Peserta UN Susulan Uang
anggaran pelaksanaan UN dari Dinas hanya sebesar Rp 6 juta dan tidak mencukupi biaya operasional pelaksanaan UN di Sub Rayon 15.
Penulis: Anita Kusuma Wardana | Editor: Ina Maharani
Makassar, Tribun -- Pihak SMPN 25 Makassar sebagai Sub Rayon 15 membantah
dengan tegas meminta sejumlah uang sebesar Rp 1,2 juta kepada peserta UN
melalui sekolah.
Ketua Sub Rayon 15, Nurhadi Taiya mengatakan, ia tidak pernah meminta uang sepersenpun yang dibebankan kepada peserta UN susulan untuk menutupi semua biaya penyelenggaraan UN susulan di sekolahnya.
"Tidak ada biaya untuk itu, karena semua sudah ada anggarannya, walaupun belum cair. Jadi biaya bensin untuk transportasi pengambilan dan pengembalian soal dan jawaban kami ambil dari kas sekolah. Sementara untuk pengawas, kami memakai pengawas dari sekolah sendiri," jelas Nurhadi.
Mantan Kepala SMPN 9 Makassar tersebut juga mengatakan seharusnya ada delapan siswa yang masuk daftar peserta UN susulan. Namun hanya dua siswa yang datang yakni siswa SMPN 36 makassar dan SMPN 16 Makassar.
Sub Rayon 15 menaungi sembilan sekolah yakni SMPN 25 Makassar, SMPN 36 Makassar, SMPN 16 Makassar, SMPN 32 Makassar, SMPN 34 Makassar, SMPN 14 Makassar, MTs Ulul Albab, SMPIT Al Insyirah, dan SMP IT Ar Rahmah.
"Hanya dua yang datang, satu siswa dari ulul albab sakit dan tidak bisa datang, sementara yang lain kebanyakan siswa smp swasta yang setelah kami cek, siswanya tidak ada," ungkap Nurhadi yang baru menjabat selama sepuluh hari ini.
Nurhadi juga mengungkapkan memang semua sekolah dalam Sub Rayon diminta untuk membayar sebesar Rp 700 ribu karena anggaran pelaksanaan UN dari Dinas hanya sebesar Rp 6 juta dan tidak mencukupi biaya operasional pelaksanaan UN di Sub Rayon 15.
"Tapi uang tersebut atas kesepakatan dan komitmen seluruh kepala sekolah dalam Sub Rayon dan uang tersebut juga sudah termasuk untuk UN Susulan. Jadi jika peserta UN susulan dimintai sejumlah uang, itu bukan atas perintah kami, melainkan oknum guru atau sekolah itupun merupakan keputusan kepala sekolah sebelum saya," jelas Nurhadi.(*)
Ketua Sub Rayon 15, Nurhadi Taiya mengatakan, ia tidak pernah meminta uang sepersenpun yang dibebankan kepada peserta UN susulan untuk menutupi semua biaya penyelenggaraan UN susulan di sekolahnya.
"Tidak ada biaya untuk itu, karena semua sudah ada anggarannya, walaupun belum cair. Jadi biaya bensin untuk transportasi pengambilan dan pengembalian soal dan jawaban kami ambil dari kas sekolah. Sementara untuk pengawas, kami memakai pengawas dari sekolah sendiri," jelas Nurhadi.
Mantan Kepala SMPN 9 Makassar tersebut juga mengatakan seharusnya ada delapan siswa yang masuk daftar peserta UN susulan. Namun hanya dua siswa yang datang yakni siswa SMPN 36 makassar dan SMPN 16 Makassar.
Sub Rayon 15 menaungi sembilan sekolah yakni SMPN 25 Makassar, SMPN 36 Makassar, SMPN 16 Makassar, SMPN 32 Makassar, SMPN 34 Makassar, SMPN 14 Makassar, MTs Ulul Albab, SMPIT Al Insyirah, dan SMP IT Ar Rahmah.
"Hanya dua yang datang, satu siswa dari ulul albab sakit dan tidak bisa datang, sementara yang lain kebanyakan siswa smp swasta yang setelah kami cek, siswanya tidak ada," ungkap Nurhadi yang baru menjabat selama sepuluh hari ini.
Nurhadi juga mengungkapkan memang semua sekolah dalam Sub Rayon diminta untuk membayar sebesar Rp 700 ribu karena anggaran pelaksanaan UN dari Dinas hanya sebesar Rp 6 juta dan tidak mencukupi biaya operasional pelaksanaan UN di Sub Rayon 15.
"Tapi uang tersebut atas kesepakatan dan komitmen seluruh kepala sekolah dalam Sub Rayon dan uang tersebut juga sudah termasuk untuk UN Susulan. Jadi jika peserta UN susulan dimintai sejumlah uang, itu bukan atas perintah kami, melainkan oknum guru atau sekolah itupun merupakan keputusan kepala sekolah sebelum saya," jelas Nurhadi.(*)