Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ribuan Warga Berutallasa Butuh Listrik

Kurang lebih 1.500 keluarga di Desa Berutallasa, Kecamatan Biringbulu, Kabupaten Gowa, membutuhkan listrik untuk menopang kehidupan sehari-hari

Editor: syakin
zoom-inlihat foto Ribuan Warga Berutallasa Butuh Listrik
IST
Ilustrasi Listrik

Sungguminasa, Tribun - Kurang lebih 1.500 keluarga di Desa Berutallasa, Kecamatan Biringbulu, Kabupaten Gowa, membutuhkan listrik untuk menopang kehidupan sehari-hari.

Kebutuhan tersebut terungkap saat digelar musyawarah rencana pembangunan (musrembang) yang berlangsung baru-baru ini. Sejumlah masyarakat mengeluh belum bisa menikmati listrik, meski berada di poros jalan. Karenanya diharapkan keseriusan pemerintah membantu.
Kepala Desa Berutallasa Hasan Rijal mengatakan, sambungan listrik dari PLN masih sulit di daerah tersebut. Saat ini, warga setempat hanya menikmati listrik tenaga surya dengan kemampuan terbatas.
"Setiap rumah hanya mendapat daya sekitar 40 watt," ungkap Hasan kepada wartawan, kemarin.
Ia berharap, tuntutan kebutuhan masyarakat tersebut harus ditindaklanjuti pemerintah kecamatan dan kabupaten. Warga khawatir tindak kejahatan, seperti pencurian meningkat karena tidak adanya lampu penerangan.
Belum dinikmatinya listrik dari PLN di daerah ini, kata Hasan, juga membuat daerahnya tertinggal dibanding daerah lain sekitarnya. Karenanya, ia mengharapkan hasil musrenbang bisa memprioritaskan pengadaan listrik dari PLN di wilayah tersebut.
"Kami sangat ketinggalan dibandingkan dengan wilayah lainnya yang selama ini sudah menikmati listrik sehingga menjadi fokus dan harus ditindaklanjuti hasil musrenbang,' katanya.
Menurutnya pihaknya sudah beberapa kali mengusulkan kepada pihak PLN namun hingga saat ini tidak ada hasil. Ia tidak menginginkan pelaku aksi kejahatan memanfaatkan suasana itu dengan belum adanya listrik.(ute)

Kaya Hasil Pertanian
Kepala Desa Berutallasa Hasan Rijal mengungkapkan, wilayah itu sangat potensial dengan berbagai jenis hasil pertanian dan perkebunan dan kalau diolah pasti membutuhkan listrik.
"Selama ini warganya pergi ke daerah lain mengolah sekaligus menjual hanya untuk keperluan minyak tanah setiap hari. Padahal, harga minyak tanah sangat tinggi sehingga sebagian besar masyarakat hanya memasak dengan kayu bakar,''ujar Hasan.(ute)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved