Ristekdikti Buka Peluang Rektor Asing Pimpin PTN di Indonesia,Siapkan 11 Kampus PTNBH,Ada Nama Unhas
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi atau Menristekdikti, Mohammad Nasir membuka peluang perguruan tinggi negeri di Indonesia bisa dipimpin
Penulis: Anita Kusuma Wardana | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUN-TIMUR.COM-Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi atau Menristekdikti, Mohammad Nasir membuka peluang perguruan tinggi negeri di Indonesia bisa dipimpin rektor asing.
Hal tersebut sebagai upaya Kemristekdikti untuk meningkatkan ranking perguruan tinggi Indonesia bisa menembus 100 besar dunia.
Menristekdiki juga sudah menyiapkan anggaran dari pemerintah untuk menggaji rektor asing tersebut, tanpa mengurangi anggaran PTN yang akan dipimpinnya.
Dikutip dari laman ristekdikti.go.id, pemerintah menargetkan pada 2020 sudah ada perguruan tinggi negeri yang dipimpin rektor terbaik dari luar negeri dan pada 2024 jumlahnya ditargetkan meningkat menjadi lima PTN.
Baca: Kemenristekdikti Banyak Temukan Usulan Guru Besar yang Riset Jiplakan, Ali Gufron: Hindari Plagiat
Baca: Mahasiswa Teknik Paling Banyak Putus Kuliah, Data Kemenristekdikti 2018! Apa Alasan Kuliahnya Berat?
Baca: Kemenristekdikti Launching Statistik PT 2018, LLDikti Wilayah IX Sulawesi: Belum Tentu Data Terbaru
“(Kita nanti tantang calon rektor luar negerinya) kamu bisa tidak tingkatkan ranking perguruan tinggi ini menjadi 200 besar dunia. Setelah itu tercapai, berikutnya 150 besar dunia. Setelah ini 100 besar dunia. Harus seperti itu. Kita tidak bisa targetnya item per item. Bisa tidak mencapai target itu. Nanti (dia harus meningkatkan) publikasinya, mendatangkan dosen asing, mendatangkan mahasiswa asing, bahkan mahasiswa Indonesia bisa kirim ke luar negeri,” ungkap Menristekdikti.
Pemerintah menargetkan 2020 sudah ada satu perguruan tinggi di Indonesia yang dipimpin rektor terbaik luar negeri.

Ditargetkan pada 2024, ada lima perguruan tinggi Indonesia yang dipimpin oleh rektor luar negeri.
“Kita baru mapping-kan, mana yang paling siap, mana yang belum dan mana perguruan tinggi yang kita targetkan (rektornya) dari asing. Kalau banyaknya, dua sampai lima (perguruan tinggi dengan rektor luar negeri) sampai 2024. Tahun 2020 harus kita mulai,” ungkap Menristekdikti.
Menteri Nasir mengakui saat ini ada beberapa perbaikan peraturan yang diperlukan untuk dapat mengundang rektor luar negeri untuk dapat memimpin perguruan tinggi di Indonesia dan dosen luar negeri untuk dapat mengajar, meneliti, dan berkolaborasi di Indonesia.
“Saya laporkan kepada Bapak Presiden, ini ada regulasi yang perlu ditata ulang. Mulai dari Peraturan Pemerintahnya. Peraturan Menteri kan mengikuti Peraturan Pemerintah. Nanti kalau Peraturan Pemerintahnya sudah diubah, Peraturan Menteri akan mengikuti dengan sendirinya,” ungkap Menristekdikti.
Kampus PTNBH
Menristekdikti saat ini memperkirakan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) sudah layak dipimpin rektor terbaik dari luar negeri.
PTNBH juga diperkirakan layak berkolaborasi atau mengundang dosen luar negeri untuk mengajar dan meneliti, mengingat PTNBH memiliki ranking tertinggi di antara perguruan tinggi lain di Indonensia.
Namun Menristekdikti masih menunggu hasil kajian dari tim Kemenristekdikti, dimana memungkinkan PTN Badan Layanan Umum (PTN BLU) atau PTN Satuan Kerja (PTN Satker) dipimpin oleh rektor luar negeri dan ditempati dosen luar negeri.
“Perguruan Tinggi Negeri yang paling tidak sekarang posisinya Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, yang saya anggap paling mature, paling dewasa, tapi dimungkinkan juga di BLU, di Satker yang punya reputasi yang baik, bisa ke sana juga,” papar Menristekdikti.