Ceramah Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan, dari Tongkat Nabi Hingga Creambath Gratis RS
Menurut Aji Enal, sapaan Zainal Dalle, banyak kepala daerah di Sulsel ikut berdakwah setelah mendengar ceramah Helmi
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: AS Kambie
Melihat rupanya, Helmi Hasan mirip ustad. Mendengar wejangannya bagai kiai. Suaranya lantang menyebut ayat suci dan hadis nabi. Harum semerbak seketika memenuhi ruang sekitar pukul 22.45 wita, saat Helmi memasuki ruang redaksi Tribun Timur, Selasa (23/7/2019) malam. Dia adik bungsu Ketua MR RI Zulkifli Hasan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kijang Innova DD 1 berhenti di depan pintu lantai 1 Gedung Tribun Timur, Jl Cendrawasih, Makassar, Selasa (23/7/2019) tengah malam.
Pintu mobil terbuka. Sebatang kayu berwarna cokelat sebesar jempot kaki orang dewasa sepanjang setengah meter terjulur.
Lalu terdengar suara lantang, “Assalamu alaikum.... Subhanallah, Allah SWT mempertemukan kita...”
Seorang pria turun dari mobil sambil memegang ttongkat cokelat, songkok putih, baju batik dengan celana panjang hitam. Di sampingnya berjalan pria berpeci putih dan memakai gamis khas Timur Tengah.
Mereka menyapa dengan pelukan hangat Manager Produksi Tribun Timur AS Kambie dan Sekretaris Redaksi Budiman Habe di gerbang Gedung Tribun Timur.
Melihat rupanya, Helmi Hasan mirip ustad. Mendengar wejangannya bagai kiai. Suaranya lantang menyebut ayat suci dan hadis nabi. Harum semerbak seketika memenuhi ruang sekitar pukul 22.45 wita, saat Helmi memasuki ruang redaksi Tribun Timur, Selasa (23/7/2019) malam.
Pria berusia 40 tahun itu bukan kiai, meski dia kopiah putih dan memelihara janggot lebat.
Dia Wali Kota Bengkulu periode kedua. Saat dilantik menjadi Wali Kota Bengkulu, adik bungsu Ketua MPR RI Zulkifli Hasan ini masih berusia 34 tahun, 2013. Lelaki kelahiran Lampung, 29 November 1979, menjabat Ketua DPRD Bengkulu saat masih berusia 29 tahun.
Helmi didampingi anggota DPRD Maros dari PAN, Zainal Dalle.
"Kita ini pendosa, banyak salah, tapi kita mau masuk surga. Dunia sementara akhirat kekal. Saya berfikir bagaimana menuju ke sana," kalimat pembuka Helmi.
Ruangan tenang seketika, 30 menit Hilmi bercerita. "Dosa kita banyak, mau masuk surga kuncinya menghidupkan sunnah Rasulullah, menghidupkan sunnah bentuk cinta nabi, mencintai nabi raih surga nanti," katanya.
Penegasan Hilmi, Umat akhir zaman tidak ada yang masuk surga. "Kecuali yang enggan. Bagaimana kita masuk surga? Hidupkan sunnah," ujarnya.
Sunnah banyak. "Salah satunya pakai tingkat. Hadis nabi menganjurkan orang yang sudah berusia 40 tahun memakai tingkat. Semua nabi pakai tongkat. Makanya saya juga pakai tongkat. Bukan karena saya asam urat, tapi mengikuti sunnah nabi,” jelas Helmi sembari mengangkat tongkatnya.
Tidak sampai di situ. "Rasulullah memelihara janggut, maka saya pakai janggut. Juga pakai cilla, saya pun memakainya. Meski banyak yang bilang saya mirip Panda, tetapi saya diam dan tidak menghiraukannya," kata Helmi.
Helmi ke Makassar menghadiri peringatan Hari Anak Nasional. "Alhamdulillah Bengkulu meraih Predikat Kota Layak Anak 2019 ini," katanya.
“Pak Helmi ini kalau ke daerah lebih banyak tidur di masjid daripada di hotel,” kata Zainal Dalle, sahabat Helmi yang sering sama-sama keluar bedakwah hingga ke beberapa negara.