Kunjungi Ponpes Masjid Tiban Malang, Mahasiswa STAIN Majene Berdecak Kagum
STAIN Majene ikut ambil bagian pada ajang lomba antar Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se Indonesia ini.
Penulis: edyatma jawi | Editor: Syamsul Bahri
TIMUR.COM, MAJENE - Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) ke-IX di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Ibrahim Malang, Jawa Timur, telah usai.
STAIN Majene ikut ambil bagian pada ajang lomba antar Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se Indonesia ini.
SC Musda Golkar: Silahkan Tantang Nurdin Halid, Siap Berani?
Pembicara di Seminar Nasional Unismuh, Wagub Sulsel Bahas Persaingan Industri 4.0
Lepas 333 JCH Maros, Ini Imbauan Hatta Rahman
Akun Facebook Korban Kecelakaan di Palopo Fenny Alik Dibanjiri Ucapan Duka Cita
Mantan Kabiro Umum Pemprov Ungkap Pencopotan Dirinya di Sidang Angket DPRD Sulsel
Ini merupakan pengalaman pertama bagi STAIN Majene di even PIONIR. Sebanyak 46 kontingen dan delapan official diberangkatkan ke Malang untuk mengikuti lomba tersebut.
PIONIR ke-IX resmi ditutup Sabtu (20/7/2019) malam. STAIN Majene memang tak mendapatkan satupun medali. Tapi mereka didaulat menjadi kontingen terdisiplin dari seluruh peserta.
Saat ini STAIN Majene masih berada di Malang. Mereka belum kembali ke Sulbar lantaran menunggu jadwal keberangkatan kapal yang dijadwalkan, Rabu besok (24/7/2019).
Sembari masih di Malang, kontingen memanfaatkan waktu tersisa untuk berkunjung ke berbagai tempat. Salah satunya ke Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahma atau Masjid Tiban.
Wakil Ketua STAIN Majene, Aswar Sadat bersama Kabag Akademik Kemahasiswaan Abdul Gafur mengajak kontingen STAIN mengunjungi ponpes terbesar di Malang itu.
Abdul Gafur menjelaskan, kunjungan ini dimanfaatkan untuk menggali pengetahuan seputar Masjid Tiban. Apalagi ponpes ini dikenal memiliki banyak mitos.
"Kita hendak ingin mencari pengetahuan disini, sekaligus bertabayun dalam informasi masjid yang banyak diberitakan," ujar Gafur, Selasa (23/7/2019).
Pimpinan Kontingen STAIN Majene, Anwar Sadat menambahkan, banyak hal yang menarik dari ponpes tersebut. Terutama lokasinya yang sekaligus merupakan masjid.

"Biasanya pesantren punya masjid, bukan masjid punya pesantren," katanya.
Melihat keunikan itu, Anwar Sadat berharap mahasiswanya bisa kembali memakmurkan masjid. Serta menjadikan tempat ibadah itu menjadi media pengabdian.
"Minimal berjiwa masjid. Seperti penyejuk jiwa, sangat rajin beribadah, berjiwa qurani dan lainnya," ucap Anwar Sadat.
Mahasiswa STAIN Majene, Muhammad Zakky mengaku kagum melihat keunikan pesantren di Masjid Tiban. Apalagi setelah menyaksikan megahnya masjid yang dibangun tanpa meminta bantuan pihak lain.
"Masjid ini dibangun dari hasil istikharah pendiri masjid beserta dengan para santrinya, siapapun yang terlibat dalam pembangunan ini maka jelas mereka sangat memiliki keseriusan dalam kemajuan peradaban Islam," pungkasnya. (Tribun Majene.com)