WAWANCARA EKSKLUSIF
Liestiaty Fachrudin 'Bocorkan' Rahasia Bisa Awet dengan Nurdin Abdullah
"Saya pernah ditawari ingin jadi bupati. Tapi saya tolak. Saya takut kehilangan suami," kata istri Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, Liestiaty F.
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Jumadi Mappanganro
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Sulawesi Selatan Ir Liestiaty Fachrudin M.Fish saat ini banyak disibukkan dengan berbagai kegiatan sosial.
Di antaranya mengupayakan anak-anak di daerah ini memiliki taman bermain dan melanjutkan pendidikan bagi anak-anak miskin. Termasuk membantu ibu-ibu rumah tangga yang punya usaha kerajinan agar produknya mendapat pasar.
Apa yang ingin dicapainya?
Bagaimana pula ia membagi waktu antara mengurus suami, tugas mengajar di Universitas Hasanuddin, hingga urus PKK?
Berikut wawancara eksklusif jurnalis Tribun Timur Risaldy dengan istri Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, Rabu (10/7/2018) sore.
Wawancara berlangsung di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Jl Jenderal Sudirman, Kota Makassar.
Wawancara berlangsung cair. Saat wawancara, Liestiaty didampingi Direktur Perusda Sulsel Taufik Fachrudin.
Berikut wawancaranya:
Apa kesibukan Anda beberapa hari terakhir?
Kesibukan terakhir saya itu seperti agenda rutin biasa. Turun ke masyarakat dan menyerap semua aspirasi masyarakat, khususnya para ibu rumah tangga.
Baru-baru ini alhamdulillah program bantuan sembako gratis 10 ribu paket untuk masyarakat telah tersalurkan pada Ramadan lalu.
Senin kemarin, saya dan teman-teman PKK dan Forum Kesejahteraan Masyarakat Makassar menyambangi pemukiman padat penduduk.
Pada kesempatan itu, PKK memberikan alat tulis belajar kepada anak prasejahtera. Ada tas dan di dalamnya ada buku dan pensil serta pulpen. Alhamdulillah kita semua senang dan berembug bersama.
Bagaimana perbandingan kesibukan sebagai istri gubernur dibanding saat masih istri bupati?
Sama sibuknya. Saya masih tetap suka turun kalau ada keluhan masyarakat. Di Bantaeng saya juga begini.
Saya tidak mau asal mendengar ada keluhan masyarakat. Tapi saya mau cek langsung.

Anda saya dengar masih jadi dosen di Unhas. Masih tetap juga mengajar di kampus?
Mengajar itu kewajiban kita sebagai dosen. Jadi saya tetap mengajar. Kendati kini kami mengajar secara tim.