Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Walhi Sulteng Minta Pemda Dorong Pengembangan Bahari Pesisir Togean

Mereka nilai Togean merupakan wilayah kepulauan yang selama ini dikenal memiliki kekayaan bahari yang luar biasa serta keragaman ekosistem yang sangat

Penulis: abdul humul faaiz | Editor: Syamsul Bahri
Abdul Humul Faaiz/Tribun Timur
Manajer Kampanye dan Perluasan Jaringan WALHI Sulteng Stevandi. 

TRIBUNPALU.COM, PALU - Pulau Togean di Sulawesi Tengah dan Teluk Saleh, Moyo, Tambora (SAMOTA) di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Timur, baru-baru ini ditetapkan menjadi cagar biosfer dunia ke-15 dan 16 dunia pada sidang ke-31 Internasional Coordinating Council of the Man and the Biosphere Programe di Paris, Prancis Rabu(19/6/2019) kemarin.

Sidang yang dihadiri oleh Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola ini mengusulkan agar Togean bisa masuk menjadi cagar biosfer dunia karena memiliki keragaman hayati yang sangat potensial untuk menjaga ekosistem yang ada di wilayah itu.

Luwu Timur Wajibkan Warganya Dibuatkan Akte Kematian Bagi Sudah Meninggal, Ini Tujuannya

PERBEDAAN Kepribadian Alasan Song Joong Ki dan Song Hye Kyo Bercerai

Hal itu pun mendapat tanggapan positif serta apresiasi dari Wahana Lingkungan Bidup Indonesia (Walhi) Sulteng.

Mereka nilai Togean merupakan wilayah kepulauan yang selama ini dikenal memiliki kekayaan bahari yang luar biasa serta keragaman ekosistem yang sangat bermanfaat.

"Kita cukup mengapresiasi, ini sangat baik untuk kelangsungan ekosistem yang ada di kepulauan Togean," kata Manajer Kampanye dan Perluasan Jaringan Stevandi, Kamis (27/6/2019).

Apalagi kata Stevandi, Pulau Togean terdapat ratusan spesies tumbuhan serta habitat hewan yang harus dilindungi.

Selain itu, ini sangat baik untuk perekonomian masyarakat.

Sebab Togean merupakan daerah destinasi wisata yang sudah menjadi tempat berkunjung oleh turis mancanegara maupun domestik.

Sehingga makin meningkatkan potensi untuk sektor pariwisata kedepannya.

"Yang tak kalah penting juga, ini cukup baik untuk pengembangan pengetahuan soal kekayaan bahari dan ekosistem wilayah pesisir, yang seharusnya terus di dorong oleh Pemerintah Daerah," jelasnya.

Manajer Kampanye dan Perluasan Jaringan WALHI Sulteng Stevandi.
Manajer Kampanye dan Perluasan Jaringan WALHI Sulteng Stevandi. (Abdul Humul Faaiz/Tribun Timur)

Walhi Sulteng juga menyarankan agar memperhatikan rencana kelola di cagar tersebut.

Dalam artian, pengelola yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah nantinya, harus benar-benar siap.

Baik secara pengetahuan soal cagar biosfer dan yang paling penting harus memiliki komitmen dalam pelestarian lingkungan.

Selain itu, ia mengingatkan, jangan sampai kehadiran cagar biosfer ini justru tidak memperhatikan hak-hak masyarakat nelayan yang sejak dulu beraktifitas di wilayah tersebut. (*)

Langganan Berita Pilihan 
tribun-timur.com di Whatsapp 
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur

Follow IG resmi Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved