Pengusaha Ini Disebut Berperan dalam Pengembangan Industri Kecil di Sulsel
Bahkan, Haji Rudi disebut satu-satunya penggiat industri kecil di Sulsel yang berhasil mengelola komoditi kakao dari hulu hingga hilir.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Ansar
TRIBUNLUTRA.COM, MASAMBA - Prof Ahmad Ramadhan Siregar dari Lembaga Penilitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar menilai Baharuddin Iskandar atau Haji Rud, sebagai pionir pengembangan industri kecil di Sulawesi Selatan.
Haji Rudi disebut satu-satunya penggiat industri kecil di Sulsel yang berhasil mengelola komoditi kakao dari hulu hingga hilir.
"Saya berpendapat bahwa di Luwu Utara ini telah banyak industri-industri kecil yang potensial yang perlu dikembangkan," kata Prof Ahmad, Jumat (14/6/2019).
Salah satu industri potensial tersebut adalah industri kakao yang sudah mengarah kepada proses hilirisasi yang mana salah sutu pionirnya adalah Haji Rudi," lanjutnya.
Sejumlah PNS Eks Napi Korupsi Dipecat Mengadu Ke DPRD Palopo
NH Bareng SYL, Deng Ical Mojok Berdua dengan None
Prof Ahmad ikut menyarankan kepada pemerintah pusat maupun provinsi mendukung pengembangan usaha.
"Paling tidak Haji Rudi mendapatkan kesempatan atau pengharagaan dari pemerintah sebagai pionir pengembangan industri kecil khususnya industri kakao di Sulawesi Selatan," katanya.
Senada dengan itu, Dr Andi Syamsul Alam yang mendampangi Prof Ahmad ikut mendukung Haji Rudi mendapatkan penghargaan.
"Karena kami melihat hanya Haji Rudi satu-satunya pionir pengembangan industri kecil di Sulawesi Selatan yang mengembanngkan dari industri hulu ke hilirisasi," ujarnya.
"Bahkan berdampak luas bagi masyarakat sekitarnya dalam menciptakan lapangan kerja," terang Andi Syamsul yang juga berasal dari LP2M Unhas.
Haji Rudi merupakan pendiri Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sibali Resoe yang mengolah biji kakao menjadi makanan dan minuman siap saji.
KUB Sibali Resoe terletak di Jl Lamaranginang, Kelurahan Bone Tua, Kecamatan Masamba, Luwu Utara.
KUB mengolah biji kakao bersertifikat Rainforesh Alliance (RA) fermentasi yang dihasilkan petani kakao Luwu Utara hingga menjadi cokelat chalodo.
Pasien Puskesmas Pangkajene Curhat di Facebook Soal Layanan Medis
Semua proses pengolahan dilakukan di KUB, mulai sangrai hingga pengemasan.
Hasil produksi lalu dijual di Cafe Kampoeng Cokelat Chalodo, Jl Jenderal Ahmad Yani, Kelurahan Kappuna, Kecamatam Masamba, Luwu Utara.
Cokelat chalodo juga sudah dipasarkan ke Palopo, Makassar, Jakarta hingga Amerika Serikat.
Laporan Wartawan TribunLutra.com, @chalik_mawardi_sp
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.comdi Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Dapatkan news video terbaru di kanal YouTube Tribun Timur: