Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ogah Putar Haluan, Pengendara di Wajo Pilih Bayar Rp 15.000

Jalanan sepanjang 200 meter tersebut, masih digenangi air setinggi paha orang dewasa.

Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Sudirman
hardiansyah / tribun timur
Pengendara motor yang dibantu masyarakat untuk menyebrangi Jl Poros Sengkang - Bone di Cempa, Desa Pallawarukka, Kecamatan Pammana, Kabupaten Wajo yang putus akibat banjir, Minggu (9/6/2019). 

TRIBUN-WAJO.COM, PAMMANA - Meski akses Jl Poros Sengkang - Bone di Cempa, Desa Pallawarukka, Kecamatan Pammana, Kabupaten Wajo putus, bukan berarti tak ada cara untuk melintas.

Jalanan sepanjang 200 meter tersebut, masih digenangi air setinggi paha orang dewasa.

Sekretaris KONI Bantaeng Jagokan Belanda di Final UEFA

Hari Terakhir Libur, Segini Harga Tiket di Pantai Topejawa Takalar

Bagi pengendara motor tetap bisa melintas. Masyarakat membuat jembatan kayu, serta rakit, sehingga menghubungkan dua kabupaten.

Tentu saja, dengan membayar upah jerih payah para masyarakat yang telah membantu.

Bagi pengendara motor, mesti merogoh kocek Rp 15.000 sekali melintas. Bila takut, kebanyakan kaum perempuan takut melintasi jembatan kayu selebar 80 cm tersebut, bisa menggunakan jasa penyebrang.

"Lima belas ribu satu kali menyebrang kubayar, tapi biasa kukasi uang lebih yang kasi nyebrang motorku," kata Halimah (34), warga Bone yang hendak ke Sengkang, Minggu (9/6/2019).

"Agak lambat ini, tapi dibanding ke Salonro jauh memutar," sambungnya.

Salah satu masyarakat yang menyebrangkan motor para pengendara, Ilham (40), mengaku tak tahu persis berapa motor yang tiap hari melintas dan disebrangkannya.

"Tidak kuhitung, pokoknya banyak. Ini lima belas ribu satu kali dikasi menyebrang," katanya.

Menurutnya, cara kerja masyarakat tersebut telah diatur. Ada yang khusus untuk menyebrangkan pengendara motor dari arah Kabupaten Bone, ke Kabupaten Wajo dan sebaliknya.

"Kalau kami dari Bone ke Sengkang, ada sekitar 20 orang," katanya.

Lain lagi jasa penyebrangan dan angkut barang. Bagi penumpang angkutan umum, dan memiliki barang dan hendak disebrangkan, ada jasa pengangkat barang: Rp 5.000 sekali angkut.

Jalan tersebut tak pernah sepi pengendara motor. Jalur alternatif di Salonro, Kabupaten Soppeng yang cukup jauh membuat warga lebih memilih untuk merogoh kocek Rp 15.000 sekali melintas.

Pengunjung padati Wisata Permandian Topejawa, Minggu (9/6/2019).
Pengunjung padati Wisata Permandian Topejawa, Minggu (9/6/2019). (darullah / tribun timur)

Kondisi jalan poros tersebut sudah 6 hari putus, dan tak bisa dilalui. Sudah 6 hari pula masyarakat melakukan pelayanan swadaya untuk membantu menyebrangkan pengendara motor. (TribunWajo.com)

Laporan wartawan Tribun Timur @dari_senja

Update info terbaru tentang Tribun Timur dengan Subscribe channel YouTube kami:

Follow juga akun Instagram kami: 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved