Cerita Mengharukan Putri Wulandari Mahasiswi FTI UMI dan Waitress yang Ujian Skripsi di RS Ibnu Sina
Seorang mahasiswi Jurusan Teknik Kimia FTI UMI, Putri Wulandari mengikuti ujian skripsi di kamar perawatan Rumah Sakit Ibnu Sina, rumah sakit depan
TRIBUN-TIMUR.COM - Lazimnya, ujian skripsi atau tesis dan desertasi dilakukan di ruang pertemuan secara tertutup dan berlangsung dalam suasana formal.
Namun, melebihi itu, Fakultas Teknolgi Industri pada Universitas Muslim Indonesia ( FTI UMI) membuat terobosan melalui ujian skripsi di rumah sakit.
Seorang mahasiswi Jurusan Teknik Kimia FTI UMI, Putri Wulandari mengikuti ujian skripsi di kamar perawatan Rumah Sakit Ibnu Sina, rumah sakit depan kampus UMI sekaligus satu yayasan dengan UMI, di Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Sulawesi Selatan.
Ujian berlangsung, Rabu (29/5/2019), selama sekitar 1 jam, mulai pukul 15:00 Wita hingga 16:00 Wita.
Putri Wulandari, perantau asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, ujian di kamar perawatan karena dirinya sakit keras.
Sudah 6 hari dia dirawat di rumah sakit karena tifus.
"Agar dia bisa selesai (menyelesaikan studi) tepat waktu, kami bantu penyelesaian ujian skripsinya," kata Dekan FTI UMI, Zakir Sabara H Wata seusai menghadiri ujian tersebut.
Sama dengan lazimnya proses ujian skripsi bagi mahasiswa lainnya, Putri Wulandari juga presentasi.
Sambil baring dan mengenakan seragam warna hitam putih, dia mempesentasikan materi ujiannya menggunakan laptop yang terhubung dengan LCD projector.
Skripsi karya Putri Wulandari berjudul Pemanfaatan Nasi Basi Menjadi Bioetanol dengan Metode Fermentasi.
Hasil risetnya yang dituangkan dalam karya tulis ilmiah itu diuji dan ditanggapi 3 dosen, yakni Takdir Syarif, La Ifa, dan Fitra Jaya.
Dia dibimbing Syamsuddin Yani dan Andi Artiningsih.
Ujian tersebut disaksikan orangtua Putri Wulandari yang datang dari kampus.
Zakir Sabara H Wata sekaligus ketua sidang ujian skripsi menuturkan, sebenarnya, Rabu siang, Putri Wulandari hendak nyeberang ke kampus untuk ujian di ruang sidang Jurusan Teknik Kimia FTI UMI.
"Dalam kondisi masih sangat loyo, di naik taksi online ke kampus. Pakai seragam hitam putih sesuai dipersayaratkan. Katanya, mau ujian," tutur Zakir Sabara H Wata menceritakan.