Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jamin Pasokan, Kementan Dorong Sistem Tumpang Sari Bawang Merah-Bawang Putih di Bandung

Bahkan produksi bawang merah terus mengisi pasar ekspor dan ke depan impor bawang putih dapat ditiadakan.

Editor: Ansar
Handover
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Suwandi, saat meninjau budidaya tumpan sari bawang merah dan bawang putih di Desa Pakarmanik, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Kamis (23/5/2019). 

TRIBUN TIMUR.COM, MAKASSAR - Kementerian Pertanian (Kementan) terus memacu produksi bawang merah dan bawang putih guna mencukupi kebutuhan dalam negeri secara mandiri.

Bahkan produksi bawang merah terus mengisi pasar ekspor dan ke depan impor bawang putih dapat ditiadakan.

Salah satu upaya tersebut yakni mendorong sistem budidaya tumpang sari antara bawang merah dan bawang putih.

Seperti yang dilakukan petani di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung.

“Saat ini di daerah ini ditanami bawang merah dan bawang putih ditanam dengan sistem tumpang sari seluas 500 hektar," kata Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Suwandi.

Hal itu dikatakannya saat meninjau budidaya tumpan sari bawang merah dan bawang putih di Desa Pakarmanik, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Kamis (23/5/2019).

Sinjai Tetapkan Zakat Fitrah Rp 28 Ribu Per Orang

Puluhan Pemuda Unjuk Rasa di Kantor Bupati dan DPRD Jeneponto, Ini Tuntutannya

"Potensinya ada 1.000 hektar, sehingga masih ada 500 hektar lagi yang siap untuk ditanami lagi,” katanya.

Suwandi menjelaskan, pengembangan budidaya dengan sistem tumpang sari ini merupakan salah satu upaya peningkatan ketersediaan bawang merah dan bawang putih.

Hal itu untuk mencukupi secara mandiri kebutuhan dalam negeri.

Sistem tumpang sari di lokasi ini benar-benar memberikan keuntungan yang cukup tinggi, bisa 3 kali tanam bawang merah dan 2 kali bawang putih dalam setahun.

“Produksi bawang merah jenis batu hijau ini per hektarnya mencapai 12 ton, harga Rp 18.000 dan biaya Rp 12.000 per kilogram," katanya.

"Bisa untung Rp 6 ribu per kilogram atau untung 72 juta per hektar. Dalam kondisi normal penghasilannya cukup tinggi,” jelasnya.

Ujang, petani muda yang membudidayakan bawang merah dan bawang putih dengan sistem sari menerangkan budidaya tumpang sari yang dilakukannya.

TERTANGKAP Kamera Aksi Menyentuh di Tengah Kerusuhan 22 Mei, Warga Beri Minum & Alas Salat ke Polisi

Merasa Dicurangi, Kadir Halid dan Arfandi Idris Menggugat ke MK

Yakni dengan menanam bawang merah dan bawang putih di satu lubang atau berdekatan, jarak tanam 5 kali 15 cm.

Dengan cuaca saat ini, produksi bawang merah mencapai 12 ton per hektar, dengan umur panennya 70 hari.

Biayanya mencapai Rp 70 sampai 80 juta per hektar dan harga jualnya ke Toko Tani Indonesia Rp 18 ribu per kg.

“Kami selalu jual di Toko Tani Indonesia (TTI), harganya tidak pernah turun, kami selalu dapat harga yang menguntungkan," ujarnya.

"Bulan kemarin baru saja kami bawa untuk Bazar di Bogor sebanyak 6 ton. Kalau pasok ke Toko Tani Indonesia Center (TTIC) yang di Jakarta dari pertengahan April hingga saat ini hampir 45 ton,” ujarnya.

Untuk bawang putih, sambung Ujang, produksinya mencapai 16 ton per hektar.

85 Peserta Unjuk Diri di Lomba Kreatifitas Anak Usia Dini

Bawang putihnya varietas Sembalun.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved