Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Warga Jeneponto Terancam Virus, Dinas Kesehatan Sulsel Lakukan Ini

Namun anehnya, tiga warga yang meninggal dunia ini tidak diketahui apa penyebabnya.

Penulis: Saldy Irawan | Editor: Ansar
Ikbal/Tribun Jeneponto
Warga Dusun Garanggong, Desa Tuju, Kecamatan Bangkala Barat, Jeneponto terbaring sakit gara-gara penyakit aneh. 

TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Innalillahi Wainna Ilaihi Rajiun, telah dilaporkan tiga warga Kabupaten Jeneponto meninggal dunia setelah mendapat perawatan medis di Puskesmas yang ada di Kabupaten Takalar.

Namun anehnya, tiga warga yang meninggal dunia ini tidak diketahui apa penyebabnya.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Dr dr Bahtiar Baso menjelaskan pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan telah melakukan uji lab melalui sampel darah warga yang meninggal dunia ini, namun hasilnya negatif.

Baca: 4 Warga Desa Tuju Meninggal Dunia Gegara Diserang Penyakit Aneh

Baca: VIDEO: Ratusan Warga Garonggong Jeneponto di Ruqyah Massal, Gara-gara Penyakit Aneh

Awalnya pasien ini dicurigai menderita penyakit typoid karena mengalami demam yang sangat tinggi, sehingga tim dokter melakukan penanganan sesuai dengan ciri-ciri penyakitnya.

Namun alhasil, rupanya hasil labnya negatif. "Tim dokter merasa awalnya ini typoid, pasalnya sama dengan ciri-cirinya. Tapi setelah dicek malah negatif," katanya, Jumat (4/5/2019).

Tak sampai disitu, penasaran dengan penyebab meninggalnya tiga warga Jeneponto yang masih misterius ini, Tim Dokter kembali mengambil sampel darah untuk di uji malaria, dan chikungunya namun hasilnya tetap sama, negatif.

Karena tiga penyakit mematikan dengan tanda-tanda demam ini belum diketahui sebabnya, pihak Dinkes pun mengambil alih untuk melakukan uji lab di Jakarta.

Dinkes Sulsel mengajukan permohonan uji lab di Kementerian Kesehatan mengecek apa yang terjadi dengan warga Jeneponto yang belum diketahui penyebabnya.

Saat ini, satu yang menjadi perhatian Dinas Kesehatan Sulsel, yakni adanya virus Laptospirosis (kencing tikus).

Menurut Bahtiar, jika ini yang terjadi ini sangat berbahaya bagi masyarakat lainnya. Pasalnya kontaminasi lingkungan dapat memicu menyebarnya virus yang mematikan ini.

"Pekan depan kita sudah tahu hasilnya, saya memohon ke Jakarta agar ini cepat ada hasilnya,"katanya.

Baca: Puluhan Karung Bawang Putih Asal Malaysia Tak Masuk Manifest Kapal

Penyakit ini efeknya menimbulkan demam pada tubuh, sakit kepala, pendarahan, nyeri otot, mata merah dan muntah.

Terkait dengan ini, dr Bahtiar berharap agar masyarakat dapat menjaga lingkungannya agar terjaa bersih, dan tidak kumuh.

Kumuhnya suatu kawasan itu, tentu karena masyarakat itu sendiri yang tidak peduli dengan lingkungannya.

---- 60 orang Demam Diwaktu bersamaan.

Lanjut Bahtiar, penyakit misterius di kabupaten Jeneponto ini tidak bisa dianggap enteng, pasalnya informasi terakhir yang ia terima terdapat 60 orang yang deman secara bersama-sama.

Dari 60 orang ini, terdapat 6 orang yang dilarikan ke RS terdekat, yaitu Puskesmas yang ada di kabupaten Takalar.

Namun tak lama tertangani, 3 dari enam warga yang mendapat perawatan medis menghembuskan nafas terakhir.

" Jadi kenapa pasien ini pergi di Puskesmas yang ada di Takalar, karena jaraknya lebih dekat dari rumahnya. Memang dia warga Jeneponto tapi kalau ke kotanya Jeneponto itu butuh waktu berjam-jam yang bisa lebih banyak lagi jatuhkan korban jika lambat tertangani medis," kata Bahtiar.

Diketahui, bahwa warga yang menderita penyakit misterius itu berada di dusun Garonggong, Desa Tuju, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Sebelumnya, Plt Kadis Kesehatan Jeneponto Syafruddin Nurdin mengatakan masyarakat diserang penyakit aneh dengan gejala penyakit mual, mengigau dan tidak sadarkan diri.

"Masyarakat diserang berupa gejala penyakit dengan mual, mengigau lalu kemudian ada yang tidak sadarkan diri," kata Syafruddin.

"Seminggu yang lalu itu kita sudah dapat laporannya. Setelah kita dapat laporan lebih dari tujuh jam dan selanjutnya tim gerak cepat turun mengambil alih semua," tuturnya.

Syafruddin mengungkapkan penyakit ini merupakan penyakit langka di Jeneponto.

"Kemungkinannya ini sebagai sebuah penyakit yang kita anggap langka di Jeneponto," sambungnya.

Masalah ini sudah dikordinasikan dengan provinsi dan pusat tim provinsi sudah turun bersama kita dan melakukan pemeriksaan karena dianggap sebagai demam berdarah.

Namuan setelah diperiksa ternyata bukan demam berdarah.

Demikian juga bukan penyakit tipes setalah dilakukan pemeriksaan dan juga bukan malaria. (*)

Laporan wartawan tribun-timur.com, Saldy

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:

Follow juga Instagram Tribun Timur:

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved