Berkunjung ke IAIN Bone, Mentan Amran Sulaiman Sebarkan Virus Kebaikan dari Kampus
Berkunjung ke IAIN Bone, Mentan Amran Sulaiman Sebarkan Virus Kebaikan dari Kampus
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Arif Fuddin Usman
TRIBUN-TIMUR.COM - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan kunjungan ke kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone guna memberikan kuliah umum, di Watampone, Bone, Sulawesi Selatan, Jumat (15/3/2019).
Kuliah umum ini bertujuan untuk memberikan motivasi kepada mahasiswa agar meraih kesuksesan di kampus hingga setelah lulus nantinya. Menteri yang juga putra Bone ini tiba di Kampus IAIN pukul 09.00 Wita dan disambut lebih dari 2000 mahasiswa.
Mengawali pembukaan kuliah umum, Rektor IAIN Bone Prof Andi Nuzul, memberikan apresiasi dan terimakasih yang luarbiasa atas kunjungan Mentan Amran. Ia mengakui baru kali ini ada Menteri yang datang di kampus IAIN Bone.
Baca: Peristiwa Penembakan di Masjid Christchurch, Ini Latar Belakang Kota Terbesar di Selandia Baru
Baca: TRIBUNWIKI - Deretan Kontroversi Habib Bahar Bin Smith, Simak Ulasannya
“Menteri Agama sudah beberapa kali rencana tapi cancel karena kesibukan. Hari ini tentu segenap civitas akademika IAIN Bone mendapatkan berkah yang luar biasa atas kedatangan Bapak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman,” demikian ujarnya dari rilis humas Kementan.
Prof Andi Nuzul menyebutkan Mentan Andi Amran Sulaiman merupakan menteri pertama yang datang ke kampus hijau sejak berdiri. "Sejak 1964 IAIN Bone berdiri, ini adalah kunjungan Menteri pertama," sebutnya.

Selain itu, Prof Andi Nuzul pun menyampaikan terima kasih kepada Mentan Amran yang telah menghubungi Dirjen Pendidikan Islam agar memberikan bantuan AC sebanyak 50 unit AC.
“Kami pun berharap kedatangan Pak Mentan bisa membawa berkah dan bantuan lainnya untuk IAIN Bone.
Amran memaparkan hasil kinerja Kementan selama 4,5 tahun pemerintah Jokowi-JK yang telah mencapai meraih banyak capaian yang membanggakan.
Inflasi Pangan
Inflasi pangan awalnya 10,57 persen menjadi 1,26 persen. “Kalau inflasi naik, kemiskinan naik dan kalau inflasi turun jauh, petani yang merugi. Ini posisi ideal, ukuran pertumbuhan ekonomian Indonesia," ungkapnya.
Kemudian, lanjut Amran, ekspor pangan naik 29,7 persen nilainya Rp 1.360 triliun dan investasi naik 110 persen nilainya Rp 94,2 triliun.
Selain itu, kontribusi sektor pertanian meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional (PDB) naik 47,2 persen, nilainya Rp 1.375 triliun.
Baca: Pastikan Warga Sehat, Puskesmas Cenrana Gelar Pertemuan Lintas Sektor
Baca: Sosok Brenton Tarrant, Penembak Mati Puluhan Jamaah Masjid di New Zealand, Buat Video Live Streaming
"Dulu waktu serah terima, ekspor pertanian Rp 400 triliun, ini angka kumulasi, jadi ada kenaikan kurang lebih Rp 100 triliun. Kemudian ada el nino terdahsyat sepanjang sejarah, tapi alhamdulillah kami bisa lewati," sebutnya.
Menurut Amran, capaian tersebut diraih melalui langkah atau program terobosan, sehingga tidak serta merta terjadi. Di antaranya melalui perubahan kebijakan atau perubahan sistem melalui online single submission dan pengurusan izin dokumen ekspor yang disusun sesingkat mungkin.
"Dulu mengurus izin bisa butuh waktu 3 tahu, 1 tahun, 3 bulan. Tapi hari ini di Kementan tanpa pungli, kalau kami temukan kami langsung pecat, sekarang mengurus izin hanya butuh 3 jam dan tidak perlu ketemu. Hasilnya investasi naik dan berdampak pada inflasi turun sehingga sektor pertanian, penyumbang terbesar penurunan inflasi," bebernya.
