Ada 7.000 Hektare Lahan Kering Sulteng, Ini Imbasnya Bagi Petani
Gempa yang terjadi 28 September 2018 merusak jaringan irigasi yang melayani 7.000 hektare lahan petani di Kabupaten Sigi
Penulis: Muhakir | Editor: Suryana Anas
TRIBUNPALU.COM, PALU -- Gempa yang terjadi 28 September 2018 merusak jaringan irigasi yang melayani 7.000 hektare lahan petani di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulteng, Trie Iriani Lamakampali mengatakan, untuk saat ini, data produksi pertanian di Kabupaten Sigi belum terpengaruh signifikan.
Tapi ke depan, pemerintah kabupaten harus sudah memikirkan solusi untuk para petani di Sigi.
Baca: Disdikbud Sigi Belum Dapat Lokasi untuk Pindahkan Tiga Sekolah di Dusun 3 Desa Salua
Baca: Penyebab Facebook, WhatsApp, Instagram Down Bukan Akibat Serangan DDoS, Kapan Pulih?
Baca: Bingung Daftar BUMN Rekrutmen 2019? Nih Cara Pendaftaran rekrutbersama.fhcibumn.com Biar Tak Keliru
"Yang sangat merasakan penderitaan ini kami di pertanian. Belum pengaruh nanti, akan berdampak pada ketahanan pangan, khususnya di Kabupaten Sigi," ujarnya, Kamis (14/3/2019).
Di mana selama ini, Kabupaten Sigi kabupaten yang berkontribusi cukup baik, yaitu posisi ke-4 se Sulteng.
Sehingga menurutnya, kondisi kekeringan akan sangat berdampak.
Belum lagi kata dia, kaitannya dengan kemiskinan masyarakat petani.
Karena aktivitas perekonomian yang tidak berjalan normal karena usaha petani tidak jalan.
"Sehingga salah satu poin saran saya ke Bupati Sigi yaitu segera bangun irigasi tanah dangkal dan mobilisasi alat berat untuk meratakan lahan pertanian yang rusak," tambahnya.
Pihaknya mendorong Pemkab Sigi untuk bisa mengupayakan sumber air untuk petani.
Sebab, di ruas jalan yang terdampak gemoa dan likuifaksi, khususnya di Desa Jono Oge hingga Deaa Sidera, terdapat beberapa genangan air yang muncul dari dalam tanah.
Hal itu menurutnya bisa dimanfaatkan dengan membangun jaringan drainase untuk menampung dan menyalurkan air ke lahan pertanian warga.
"Tetapi dari sisi teknis pertanian, kami dorong petani untuk tidak patah semangat dan tetap punya pendapatan," terangnya.
Tetap menanam dengan komoditi yang sesuai dengan kondisi lahan terkini.
Termasuk salah satunya adalah menanam jagung, pemanfaatan tanaman hortikultura. (TribunPalu.com/Muhakir Tamrin)
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :
Jangan Lupa Follow akun Instagram Tribun Timur:
A