Tema ILC TVOne Malam ini 'Kubu 02 Mencurigai DPT Pemilu 2019', Karni Ilyas Diprotes Lagi
Host ILC TVOne, Karni Ilyas menyampaikan, tema yang akan dibahas di ILC TVOne tentang Kubu 02 Mencurigai DPT Pemilu 2019.
Tema ILC TVOne Malam ini 'Kubu 02 Mencurigai DPT Pemilu 2019', Karni Ilyas Diprotes Lagi
TRIBUN-TIMUR.COM - ILC TVOne kembali tayang Selasa (12/3/2019) malam ini.
Host ILC TVOne, Karni Ilyas menyampaikan, tema yang akan dibahas di ILC TVOne tentang Kubu 02 Mencurigai DPT Pemilu 2019.
Tema ILC TVOne kali ini mendapat banyak komentar dari para netizen.
Sebagian dari mereka menyarankan agar Shambar yang dibahas.
Soal Shambar, sebelumnya dilontarkan politisi Partai Demokrat Andi Arief.
Saat itu dalam cuitannya Andi Arief menyampaikan tanggapannya mengenai pembahasan ILC TVOne yang mengangkat kasusnya.
"Ketimbang bang @karniilyas menghabisi saya secara kejam melalui foto2 yg saya tidak bisa klarifikasi, lebih baik angkat isu Shambar. Persoalan bang Karni menghabisi saya lewat tayangan foto, pada waktunya saya akan melakukan perhitungan," tulisnya di akun Twitter @AndiArief__, Minggu (10/3/2019).
Melalui akun twitter Karni Ilyas, @karniilyas, Karni Ilyas menjawab tantangan Andi Arief.
Menurut Karni Ilyas, cuitan Andi Arief terbilang keliru lantaran Karni Ilyas tidak merasa menggerakan reporter dan kameramen untuk melakukan peliputan terhadap penangkapan Andi Arief di Hotel Menara Peninsula itu.
Karni Ilyas menjawab tantangan Andi Arief yang merasa dihabisi olehnya dengan menayangkan foto-foto penangkapan Andi Arief tersebut.
"Maaf Andi Arief, Anda keliru, di TV One bukan saya yg menggerakan reporter, tapi kordinator peliputan. Di atas korlip ada manager dan general manejer baru wapemred.Perisitiwa yg menimpa Anda saya baru tahu Senin sekitar pkl 14.00. Sebab Senin itu saya tidur subuh dan bangun siang," kata Karni Ilyas, Minggu (10/3/2019).
Berikut beberapa komentar netizen soal tema ILV TVOne malam ini:
BPN Prabowo-Sandi Laporkan 17,5 Juta Nama Tak Wajar di DPT ke KPU
BADAN Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang dipimpin Hashim Djojohadikusumo, melaporkan 17,5 juta nama yang menurut mereka tak wajar di Daftar Pemilih Tetap (DPT).