Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Unjukrasa depan Unismuh Makassar, SMI Sebut 'Cebong dan Kampret' Gaya Politik Borjuasi

Dalam orasinya, pengunjukrasa menyinggung proses pemiliha presiden yang menurutnya identik dengan gaya politik borjuasi.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Nurul Adha Islamiah
Muslimin Emba/Tribun Timur
Sejumlah mahasiswa yang menamakan diri Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) berunjukrasa di depan Kampus Unismuh Makassar, Jl Sultan Alauddin, Makassar, Senin (25/2/2019) pukul 11.00 Wita. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sejumlah mahasiswa yang menamakan diri Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) berunjukrasa di depan Kampus Unismuh Makassar, Jl Sultan Alauddin, Makassar, Senin (25/2/2019) pukul 11.00 Wita.

Pengunjukrasa tampak tertib dengan berjejer di atas trotoar pembatas jalan.

Pengendara yang lalu lalang tampak ramai lancar.

Dalam orasinya, pengunjukrasa menyinggung proses pemiliha presiden yang menurutnya identik dengan gaya politik borjuasi.

Baca: Soal Pemilu 2019, Asisten Pemerintahan Sebut Luwu Timur Sumbu Pendek

"Politik Indonesia hari ini hanya diisi oleh si Cebong dan si Kampret, yang membuat masyarakat saling hina dan saling hujat. Ini poltiki gaya borjuasi,"teriak seorang orator dengan menggunakan Toa.

Ada sembilan poin pernyataan sikap mereka.

1. Pemilu borjuasi 201o bukan pemilu rakyat, bangun kekuatan politik alternatif!
2. Lawan sistem pasar bebas dan MEA yang meliberalisasi ekonomi-politik bangsa Indonesia (WTO, RCEP, dll).
3. Lawan kapitalisasi pendidikan.
4. Hapus sistem uang kuliah tunggal, berikan transparansi anggaran pendidikan dan jaminan kebebasan berserikat dan beraspirasi di lingkungan kampus.
5. Lawan politik upah murah dan cabut PP 78/2015
6. Lawan perampasan lahan rakyat tasa nama pembangunan.
7. Hentikan kekerasan terhadap gerakan rakyat (Kriminalisiasi burub, Kriminalisasi dan drop out mahasiswa serta kriminalisasi tani).
8. Berikan jaminan sosial terhadap pemuda, KMK dan keluarga nelayan.
9. Gerakan mahasiswa, buruh, tani, KMK dan sekroe rakyat lainnya bersatu, meluaskan kampanye perlawanan terhadap pemilu borjuasi 3019 dab menyuarakan bangun alat politik alternatif.

Solusi yang ditawarkan:
1. Wujudkan reformanagraria sejati.
2. Nasionalisasi aset-aset startegis di bawah kontrol rakyat.
3. Bangun industrialisasi nasional kuat dan mandiri.
4. Wujudkan pendidikan gratis, ilmiah, demokratis dan bervisi kerakyatan.
5. Bangun alat politik alternatif untuk mewujudkan pembebasan nasuonal melawan imperialisme.

Menurut pengunjukasa, aksi itu dilakukan serentak di 25 kabuoaten kota se Indonesia.(tribun-timur.com)

Laporan wartawan Tribun Timur, Muslimin Emba.

Baca: Aty Kodong Dipastikan Tampil di Puncak Millennial Road Safety Festival di Selayar

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved