Viral Siswa SMA di Luwu Sulsel Keroyok Teman, Pengakuan Kepsek & Reaksi Kadis Pendidikan Irman YL
Dinas Pendidikan Sulsel sedang menyelidiki Video Viral pengeroyokan Siswa SMA terhadap temannya.
TRIBUN-TIMUR.COM - Dinas Pendidikan Sulsel sedang menyelidiki Video Viral pengeroyokan Siswa SMA terhadap temannya.
Siswa SMA pelaku pengeroyokan adalah Siswa SMA Negeri 7 Luwu, Sulawesi Selatan.
Kadis Pendidikan Sulsel Irman Yasin Limpo mengatakan pihaknya sudah membentuk tim untuk mendalami kejadian tak menyenangkan ini.
Baca: ILC TV One Tadi Malam, Ada Apa? Karni Ilyas Tak Sepakat dengan Rocky Gerung soal Forum Oposisi
Baca: Sifat Asli Ahok Diungkap Ayah Puput Nastiti Devi, Kapan Sebenarnya Resepsi Nikah Ahok-Puput?
Baca: Hasil Liga Champions - Liverpool vs Bayern Imbang, Lyon vs Barcelona Juga Seri Semua Tanpa Gol
Video viral siswi SMA Negeri 7 Luwu, Sulawesi Selatan, yang dikeroyok temannya dan kini beredar luas di media sosial Facebook.
Irman YL saat dikonfirmasi Kompas.com mengatakan, kejadian tersebut akan dicek kebenarannya di sekolah.
Dan bila benar, pihaknya akan memberikan pembinaan.
"Kami akan cek ke sekolahnya. Kami pelajari dulu kejadiannya dan kemudian akan dipanggil yang terkait untuk konfirmasi dan pembinaan, agar ke depan kejadian seperti ini tidak terulang lagi," kata Irman, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Selasa (19/2/2019).
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Luwu, Latau mengakui, siswi dalam video tersebut adalah pelajarnya.
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :
Follow juga akun instagram tribun-timur.com:
Celakanya, kejadian tersebut baru diketahui setelah viral di media sosial.
"Kejadian itu terjadi di luar sekolah, di luar jam belajar pada Jumat (15/2/2019) pukul 17.00 Wita, kami ketahui setelah viral di media sosial sehingga kami perintahkan kepada bagian kesiswaan untuk mencari anak tersebut, untuk mengetahui kejadian itu" ucap Latau, saat ditemui Kompas.com di sekolah, Selasa.
Menurut dia, upaya yang dilakukan sekolah adalah mendatangi siswi dalam video tersebut dan mendatangi kedua orangtua korban dan pelaku untuk melakukan upaya damai.
"Kami dari awal melarang terjadi insiden dalam sekolah seperti tawuran, apalagi perkelahian. Tetapi mungkin karena dengan larangan itu, mereka lakukan di luar, dan terjadinya itu 12 kilometer dari lokasi sekolah," ujar Latau.
Bagian kesiswaan SMA Negeri 7 Luwu, Irawan mengatakan, persoalan ini telah ditangani sekolah.