Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Kepala SMKN 1 Luwu Timur Masih Bergulir di Polres
Kasus dugaan pelecehan seksual dilakukan Kepala SMKN 1 Luwu Timur berinisial ASK kepada siswanya berinisial S masih bergulir di Polres Luwu Timur.
Penulis: Ivan Ismar | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUNLUTIM.COM, MALILI - Kasus dugaan pelecehan seksual dilakukan Kepala SMKN 1 Luwu Timur berinisial ASK kepada siswanya berinisial S masih bergulir di Polres Luwu Timur.
Kasat Reskrim Polres Luwu Timur, Iptu Akbar Andi Malloroang mengatakan masih menyelidiki kasus ini.
"Masih lidik dan tahap klarifikasi," kata Akbar kepada TribunLutim.com, Sabtu (16/2/2019).
Dugaan pelecehan seksual AKS memancing reaksi ratusan siswa dengan berunjuk rasa di dalam sekolahnya, Desa Puncak Indah, Kecamatan Malili, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (14/2/2019).
Dalam aksi tersebut, terdapat triplek tertulis "Perjaka'qu hilang di renggut kepsek" dibuat oleh siswa.
Siswa juga berteriak meminta kepala sekolah diganti karena dianggap sangat tidak sopan ke siswa dan tidak pantas mengajar.
Pelecehan terjadi saat S berada di dalam ruangan kepala sekolah.
S siswa kelas 10 jurusan pengelasan dipanggil ke ruangan AS untuk dibina.
Masalahnya, S datang terlambat dan masuk ke sekolah dengan cara melompati pagar.
Hanya berdua di dalam ruangan, AKS kemudian memegang kemaluan siswanya dua kali, lalu memerintahkan siswanya kembali ke ruang kelas.
"Kemaluan saya dipegang oleh kepala sekolah dua kali," cerita S kepada teman kelasnya.
Sementara AKS membantah sudah memegang kemaluan siswanya berinisial S di dalam ruangannya, Kamis (14/2/2019).
"Tidak benar, saya tidak pegang kemaluan siswa itu," kata ayah tiga anak ini kepada wartawan, Jumat (15/2/2019).
AKS mengaku hanya menghukum S membersihkan sarang laba-laba di plafon ruangan pakai sapu dengan berdiri di atas meja.
"Seingat ku, saya nda memegang kemaluannya seperti yang ditudingkan dengan cara sengaja. Saya hanya menunjuk,"